Berita

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, kiri, Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, kanan, bertemu Jumat, 18 Agustus 2023, di Camp David/Net

Dunia

AS-Korsel-Jepang Sepakat Bentuk Prinsip Camp David

SABTU, 19 AGUSTUS 2023 | 09:29 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah ketegangan yang semakin meningkat dengan China dan Korea Utara, para pemimpin Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan, mencapai kesepakatan untuk memperluas hubungan keamanan dan ekonomi pada pertemuan puncak bersejarah di Camp David, Kamis (17/8) waktu setempat.

Di hadapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Presiden AS Joe Biden mengatakan ketiga negara akan membentuk hotline untuk membahas tanggapan terhadap ancaman yang merongrong ketiga negara.

“Negara kita lebih kuat dan dunia akan lebih aman saat kita berdiri bersama. Dan saya tahu ini adalah keyakinan yang dimiliki ketiganya,” kata Biden saat membuka pertemuan, seperti dikutip dari Associated Press, Sabtu (19/8).

Sementara itu Yoon mengatakan pertemuan ketiganya akan tercatat dalam sejarah perjalanan dunia.

"Hari ini akan dikenang sebagai hari bersejarah, di mana kami membangun dasar kelembagaan yang kuat dan komitmen untuk kemitraan trilateral," katanya.

Hal senada diungkapkan Kishida.

"Fakta bahwa kami, ketiga pemimpin, telah berkumpul dengan cara ini, saya yakin berarti bahwa kami benar-benar sedang membuat sejarah baru mulai hari ini. Komunitas internasional berada pada titik balik dalam sejarah," katanya.

Di akhir pembicaraan, ketiga pemimpin mengumumkan "Prinsip Camp David".

"Tujuan kerja sama keamanan trilateral kami adalah dan akan tetap mempromosikan dan meningkatkan perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan,” kata mereka dalam pernyataan bersama.

Dengan kesepakatan tersebut, AS, Jepang, dan Korea Selatan, sepakat untuk berbicara satu sama lain jika terjadi krisis keamanan atau ancaman di Pasifik.

Seorang pejabat senior administrasi Biden mengatakan, janji "kewajiban untuk berkonsultasi" dimaksudkan untuk mengakui bahwa ketiga negara berbagi lingkungan keamanan yang saling terkait secara fundamental dan bahwa ancaman terhadap salah satu negara adalah ancaman bagi semua.

"Di bawah janji itu, ketiga negara setuju untuk berkonsultasi, berbagi informasi, dan menyelaraskan pesan mereka satu sama lain dalam menghadapi ancaman atau krisis," kata pejabat itu.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya