Berita

Kondisi sawah yang kekeringan karena kemarau/Net

Nusantara

2 Bulan Dihantam Kemarau, Puluhan Hektare Sawah di Pagar Alam Terancam Gagal Tanam

KAMIS, 17 AGUSTUS 2023 | 06:27 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Puncak musim kemarau yang sudah berlangsung selama hampir 2 bulan ini membuat puluhan hektare lahan persawahan di kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, terancam gagal tanam.

Penyebabnya adalah berkurangnya debit aliran air irigasi yang mengairi persawahan milik warga yang sedang dalam proses tanam bibit padi.

Seperti yang dialami pemilik lahan sawah di kawasan kecamatan Pagar Alam Utara, Juansya, yang tanaman padinya berumur sekitar 20 hari terancam mati akibat kekurangan air.


Diceritakan Juansya, luas lahan sawah garapannya sekitar 2 hektare telah ditanami padi dan saat penanaman debit air irigasi persawahan memang sudah terlihat berkurang. Namun karena ada kesepakatan dari para pemilik lahan bergantian memakai air untuk mengairi persawahan masing-masing, maka ia tetap berusaha menanam padi di lahan miliknya.

Namun karena saat ini berada di musim kemarau, debit air irigasi setempat kian hari kian berkurang. Sementara tanah sawah cepat sekali menyerap air sehingga mengakibatkan tanaman padi baru mulai mengalami kekeringan yang berpotensi menghambat pertumbuhannya.

"Sudah sejak dua bulan lalu air irigasi debit airnya sudah mulai berkurang sementara petani pemakai air di kawasan ini ada sekitar 15 orang, total lahannya kurang lebih 20 hektare lebih. Untuk mengatasi persoalan ini kami sepakat untuk bergantian memakai air supaya tetap bisa menanam bibit, tapi karena kian hari debit air irigasi kian kecil jadinya sebagian lahan yang sudah ditanami kekurangan air dan tanaman padi mulai sebagian ada yang mati," tuturnya, dikutip Kantor Berita RMOLSumsel, Rabu (16/08)

Jika kondisi ini tetap berlangsung, Juansya khawatir seluruh tanaman padi baru miliknya juga milik warga yang lain akan mati. Ujungnya, petani setempat akan merugi.

"Untuk modal pengolahan tanah sebelum tanam saja sudah jutaan, kemudian untuk pembibitan dan pupuk juga sudah keluar modal yang tidak sedikit. Jika tanaman padi kami mati karena kekeringan kami rugi besar," keluh Juansya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya