Bakal calon presiden, Prabowo Subianto/Ist
DIBANDINGKAN 5 tahun lalu, dan 10 tahun lalu, Prabowo Subianto kini lebih rileks.
Itulah kesan saya ketika jumpa dengan Prabowo Subianto, empat mata saja, satu hari di bulan April 2023. Kami bercakap sekitar 30 menit saja.
Santai saja Prabowo bergurau: “Elo sih nggak bantu gue.” Saat itu kami bercerita soal pengalaman pemilu presiden sebelumnya.
Pada 2019 dan 2014, saya ikut membantu Jokowi mengalahkan Prabowo sebagai capres. Di tahun sebelumnya lagi, 2009, saya ikut membantu SBY mengalahkan Prabowo sebagai cawapres bagi capres Megawati.
Lalu gantian saya yang bergurau, mengalunkan lagu Elvis Presley:
It is Now or Never!“Pilpres 2024 ini, Pak Prabowo yang harus menang,” ujar saya.
“Jika tidak, seperti lagu Elvis, akan
never!” Ini momen terakhir:
Now or Never! Prabowo juga tersenyum. Rileks saja.
Kemudian hari, seorang budayawan tersohor mengritiknya, dan ramai dipublikasi di publik. Ketika ditanya wartawan, bagaimana ia merespons serangan keras budayawan itu? Prabowo menjawab juga rileks saja: “Saya suka beliau.”
Juga ketika ditanya wartawan, pada kesempatan lain, soal kompetitornya: Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, santai juga Prabowo menjawab: “Mereka bukan lawan. Mereka sahabat saya.”
Perilaku Prabowo yang rileks dan merangkul ikut membuat elektabilitasnya kini pada Juli 2023 paling tinggi.
Dalam survei paling akhir LSI Denny JA, Juli 2023, ketika Prabowo
Head to Head melawan Ganjar, jaraknya melebar dua digit, di atas 10 persen.
Kemudian, pada 13 Agustus 2023, Prabowo semakin memperoleh momentum. Dua partai parlemen: Golkar dan PAN resmi mendukung Prabowo, menyusul PKB. Sebelumnya partai nonparlemen, PBB sudah mendukung terlebih dahulu.
PSI, partai nonparlemen lainnya, masih perlu waktu. Namun partai ini menyatakan “sudah ada tondo- tondo” siapa yang sebenarnya didukung Jokowi. PSI ingin tegak lurus kepada Jokowi.
Akan halnya Golkar mendukung Prabowo, sudah saya duga sejak Maret 2023, atau 6 bulan lalu.
Ketum Golkar, Airlangga Hartarto, tokoh yang juga penuh perhitungan. Ketika berjumpa dengan Airlangga, ia pun sudah menunjukkan kecenderungan ke Prabowo.
Tapi pemilu presiden masih 6 bulan lagi. Elektabilitas capres masih bisa naik turun. Semua capres juga masih belum memastikan calon wakil presidennya.
Sekitar dua bulan lalu, saya sedang riset soal Islam di Indonesia. Ketika
searching di Google, saya menemukan komentar Gus Dur soal Prabowo.
Gus Dur yang dikenal punya indera yang sensitif pernah mengatakan. Prabowo akan menjadi presiden di masa tuanya. Akankah prediksi Gus Dur ini terjadi? Di masa tuanya, pada 2024, ketika usia Prabowo 73 tahun, ia terpilih menjadi presiden?
Jika itu terjadi, bukan saja membuktikan lidah Gus Dur sakti. Sekaligus juga ada kebetulan angka. Prabowo sering dipanggil dengan inisial 08. Itu nomor keberuntungannya. Jika terpilih, Prabowo pun menjadi presiden ke-8 RI, sesuai dengan nomor keberuntungan Prabowo.
Prabowo kini semakin rileks. Semoga para capres lain rileks pula. Sehingga bersama kita menjalani pemilu presiden 2024 dengan rileks pula.
Penulis adalah pendiri LSI Denny JA