Berita

Pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta/Net

Dahlan Iskan

Tanah Abang

SABTU, 12 AGUSTUS 2023 | 05:14 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

ADA yang minta saya untuk sesekali ke pasar Tanah Abang, Jakarta.

Masih sepi, tapi saya harus melihatnya. Terutama bagaimana pedagang harus cari cara sendiri-sendiri untuk tetap bisa hidup.

Dia sering ke Tanah Abang: belanja untuk dijual lagi.


Dia melihat Blog G tetap "hancur" dan seperti tidak tahu harus diapakan. Mungkin perlu meniru ide wali kota Boston, Amerika Serikat: mengubah gedung-gedung perkantoran yang kosong menjadi rumah apartemen.

Sejak pandemi Covid-19, di Boston, banyak kantor tutup. Mereka WFH. Setelah Covid berlalu mereka telanjur biasa WFH.

Di pihak lain gelandangan kian banyak, pun di Boston. Maka wali kota pertama yang bukan kulit putih itu membuat keputusan migrasi perkantoran ke perumahan. Dia keturunan Tionghoa. Orang tuanyi imigran dari Taiwan.

Wali kota akan memberikan berbagai insentif untuk perubahan fungsi itu. Tapi pemilik gedung ragu-ragu. Mengubah gedung perkantoran menjadi perumahan tidak mudah. Juga tidak murah. Mendingan membangun apartemen baru.

Sekarang diskusi untuk ide wali kota itu meluas. Banyak kota besar di Amerika menghadapi persoalan yang sama. Termasuk San Francisco di pantai barat Amerika.

Blok F Tanah Abang, kata wanita Disway itu, masih hidup. Meski tidak bisa dikatakan hidup baru. Inilah blok untuk perdagangan partai besar.

Saya lebih diminta ke Blok A dan B. Yang hanya hidup di lantai 1,2, dan 3 nya. Sedang 4,5,6,7 masih seperti selama ini: mati. Belum ada ide bagaimana menghidupkannya.

Yang sudah ada adalah ide dari masing-masing pedagang. Agar tetap bisa hidup.

Salah satunya adalah: live streaming. Dari masing-masing toko.

Saya diminta melihatnya karena menarik. Dia sendiri sering berhenti di depan sebuah toko untuk menonton.

Pemilik toko merangkap jadi presenter. Dalam hati dia ingin meniru. Untuk melariskan dagangan. Tapi belum pede.

Banyak toko yang melengkapi diri dengan kamera, lampu sorot, dan tiang penyangga handphone. Atau cukup lampu sorot dan tiang ponsel.

Lalu pemilik toko bicara sendiri di depan handphone. Sambil memeragakan pakaian yang dijual. Harus mejeng. Ganti-ganti gaya. Seperti seorang peragawati. Wajah harus di-make-up. Ekspresi dan gaya harus seperti bintang iklan.

Di bawah tiang penyangga handphone biasanya ada satu pegawai yang jongkok. Pegawai itulah yang menyodorkan pakaian baru untuk diperagakan. Ganti-berganti.

Tiba-tiba saja, kata wanita Disway tersebut, lahir begitu banyak presenter. Dia mulai tertarik. Mungkin harus ikut juga cara itu. Persoalan besarnya: bagaimana bisa pede seperti mereka.

Dia terus melihat. Dari satu toko ke toko lain.

Mereka juga tidak cantik. Tidak harus cantik. Tapi memang harus menarik. Dan berani bergaya.

Bergoyang.

Berekspresi.

Belakangan ia melihat perkembangan baru. Toko-toko yang sepi diubah menjadi studio live streaming. Satu toko yang kecil itu dibagi-bagi menjadi beberapa petak. Tiap kotak menjadi satu studio mini. Pemilik toko yang kurang pede bisa minta jasa studio mini tersebut.

Maka lahirlah profesi baru: peraga pakaian.

Tidak harus cantik. Yang penting: menarik.

Pinter bergaya. Pandai bicara.

Beberapa toko pun memasang iklan mencari presenter. Lalu muncul tempat pendidikan menjadi presenter. Terutama soal bagaimana menguasai model-model pakaian.

Mereka punya kesimpulan: barang mereka baru laku kalau dijual dengan cara itu. Istilah mereka: dijual pakai live shopping.

Tanah Abang begitu raksasa. Begitu banyak toko yang kosong. Sebaliknya, seperti dikatakan anggota baru Dewan Pertimbangan Presiden Djan Farid, kekurangan rumah begitu besar.

Djan Faridz adalah pemilik Tanah Abang. Ia baru saja menjadi berita di TV Nasional. Ia menyatakan keprihatinan soal kurangnya penyediaan rumah yang layak untuk masyarakat.

Tanah Abang akan menjadi saksi akan menjadi apa kelak, ketika perdagangan model lama dibunuh oleh perdagangan online.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya