Berita

Presiden Kenya, William Ruto/Net

Dunia

Presiden Kenya Desak Pembentukan Bank Non-Blok yang Terpisah dari IMF dan World Bank

JUMAT, 11 AGUSTUS 2023 | 15:49 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pembentukan organisasi perbankan baru yang terpisah dari IMF dan World Bank sangat diperlukan untuk mewujudkan reformasi hijau dalam sistem keuangan global.

Gagasan itu dikemukakan oleh Presiden Kenya William Ruto dalam sebuah wawancara dengan Financial Times di bulan Juni yang dikutip redaksi pada Jumat (11/8).

Ruto menilai bahwa pinjaman yang dikeluarkan Bank Dunia dan IMF hanya diperuntukkan untuk kepentingan negara-negara kaya dan gagal menyelesaikan krisis iklim yang dihadapi dunia saat ini.

Oleh sebab itu, dalam pertemuan dengan para pemimpin dunia di Paratis, Ruto menyarankan agar sebuah mekanisme keuangan yang baru dapat dibentuk secara khusus untuk menanggulangi perubahan iklim.

"Kita perlu menuntaskan perjanjian Paris. Perlu ada mekanisme baru yang tidak dikendalikan oleh pemegang saham atau tidak tunduk pada kepentingan negara mana pun," tegasnya.

Ruto menjelaskan bahwa mekanisme itu bisa berbentuk bank hijau global yang didanai oleh pajak dan pungutan yang dibayarkan negara anggota berdasarkan banyaknya bahan bakar fosil yang digunakan.

Menurutnya, bank baru tersebut adalah kunci untuk memastikan bahwa negara-negara seperti Kenya tidak menambah hutang besar dalam upaya untuk mengurangi emisi dan mengubah sistem energi mereka.

"Orang Afrika tidak berakhir dengan membayar delapan kali lipat untuk pinjaman dari negara kaya. Kami ingin membayar sama untuk semua orang," tegasnya.

Ruto mengatakan telah mendiskusikan proposalnya tentang bank hijau global dengan para pemimpin internasional termasuk presiden Prancis Emmanuel Macron, yang menjadi tuan rumah KTT Paris.

Kenya menghabiskan 10 miliar dolar atau Rp 152 triliun pertahun untuk membayar hutang kepada IMF dan World Bank.

Pendahulu Ruto, Uhuru Kenyatta bergerak mendekati China dan memperoleh banyak pinjaman dari negara itu.

Sementara Ruto yang terkenal pro Barat bulan Mei lalu menyarankan agar para pemimpin Afrika meninggalkan dolar AS untuk merestrukturisasi perekonomian di kawasan itu.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya