Berita

Gurubesar Filsafat Hukum Unpas Bandung, Prof. Anthon F. Susanto/Ist

Politik

Gurubesar Unpas: "Bajingan Tolol" Rocky Gerung Bukan Kritikan, Itu Umpatan

KAMIS, 10 AGUSTUS 2023 | 00:34 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Pernyataan-pernyataan kontroversial kerap dilontarkan akademisi Rocky Gerung dengan dalih kritik atas kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Terbaru, Rocky Gerung kembali menuai polemik karena pernyataannya yang menyebut Presiden Jokowi "bajingan tolol".

Menurut Gurubesar Filsafat Hukum dari Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Prof. Anthon F. Susanto, sebuah kritik harus memiliki substansi dan tujuan agar ada evaluasi dari sebuah kebijakan yang dinilai tidak tepat. Misalnya ketika ada pembangunan yang tidak berjalan, maka pengkritik harus memberikan gagasan atas persoalan tersebut.

"Harus dibedakan antara kritik dan umpatan. Konteks bajingan tolol itu bukan kritik. Kata tolol, bajingan itu umpatan. Bisa karena kekesalan, kekecewaan, atau lainnya," terang Anthon, dikutip Kantor Berita RMOLJabar, Rabu (9/8).


Bahkan jika dikaitkan dengan sarkasme dalam sebuah kritik, Anthon menerangkan, ada ukuran tertentu dan tidak sekadar menggunakan umpatan. Baginya, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Rocky Gerung selama ini hanya bentuk ketidaksukaan terhadap sosok Presiden Jokowi.

"Saya lebih melihat kalau itu penyebaran kebencian, ujaran-ujaran yang mengandung kebencian dan kebencian yang mengundang reaksi. Apalagi disampaikan di depan forum buruh, di mana buruh ini punya sentimen kepada pemerintah. Kata itu mengobarkan semangat. Orang jadi tersulut, dan lebih tepatnya terprovokasi, yang kemudian menjadi stigma terhadap presiden," beber Anthon.

Di sisi lain, Anthon tak memungkiri ada pendapat Rocky Gerung yang bisa diterima secara rasional dan menjadi bahan untuk mencerdaskan atau membuat publik lebih kritis. Namun jika disisipi dengan umpatan, ia justru mempertanyakan kelompok masyarakat mana yang ingin diajak kritis, bahkan cerdas.

"Publik tidak akan melihat sebagai kritik kalau hanya menyebut tolol, dungu, atau kata-kata tidak pantas lainnya. Ada cara lain untuk mengajak orang lebih cerdas. Kalau kata-kata seperti itu, siapa masyarakat yang memahami Rocky Gerung. Beda budaya, beda kultur, itu menentukan juga penerimaan masyarakat," kata dia.

Dalam konteks pemahaman hukum, Anthon mengingatkan tetap harus mengedepankan etika, adab, dan moralitas yang berlaku di wilayah tersebut. Sehingga ketika mendapati teks hukum di Indonesia, maka perlu dibaca dengan konteks budaya dan nilai-nilai ke-Indonesiaan.

"Tak bisa teks hukum diartikan dalam pengertian teksnya saja, ada makna terkait konteksnya. Itulah moralitas. Kalau orang bule di depan publik mencaci mungkin biasa, tapi di kita kan enggak lazim, enggak biasa. Kulturnya beda dan itu menentukan cara berhukum kita," pungkas Anthon.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya