Berita

Representative Image/Net

Dunia

AS Hentikan Beberapa Program Bantuan Asing setelah Kudeta Militer di Niger

SABTU, 05 AGUSTUS 2023 | 09:14 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Amerika Serikat mengumumkan akan menghentikan program bantuan asing tertentu yang dianggap dapat memberikan keuntungan kepada pemerintah Niger.

Hal tersebut diumumkan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, sebagai tanggapan atas kudeta militer yang terjadi di negara Afrika Barat itu  pada 26 Juli lalu, yang menggulingkan presiden terpilih, Mohamed Bazoum.

"Seperti yang telah kami perjelas sejak awal situasi ini, pemberian bantuan AS kepada pemerintah Niger bergantung pada pemerintahan yang demokratis dan penghormatan terhadap tatanan konstitusional," ungkap Blinken dalam pernyataannya, Jumat (4/8).


Namun, meskipun AS menghentikan bantuan tertentu kepada pemerintah Niger, mereka tetap  berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan pangan bagi rakyat Niger.

Dikutip dari Reuters, Niger sebelumnya dianggap sebagai mitra utama Washington untuk perang melawan gerilyawan Islam yang meresahkan di Afrika Barat, dengan memberikan peralatan militer canggih sebesar 500 juta dolar (Rp 7,5 triliun) dan melatih pasukan Niger untuk menghadapi ancaman tersebut.

Pemerintahan Presiden Joe Biden sebelumnya juga telah memandang Niger sebagai kisah sukses demokrasi di wilayah yang sering kali dilanda kudeta atau upaya perebutan kekuasaan selama tiga tahun terakhir.

Namun, kudeta terbaru ini telah mengguncang hubungan diplomatik antara AS dan Niger, dan menciptakan ketidakpastian politik yang signifikan di kawasan yang kini berada dalam sorotan dunia, yang membuat AS menangguhkan program asingnya ke negara itu.

"Saat ini, kami tetap berkomitmen untuk mendukung rakyat Niger untuk membantu mereka melestarikan demokrasi yang diperoleh dengan susah payah dan kami mengulangi seruan kami untuk segera memulihkan pemerintahan yang terpilih secara demokratis di Niger," tegas Blinken.

Sementara, sebagai respons atas situasi yang kian genting ini, kepala pertahanan Afrika Barat dikabarkan telah menyusun rencana aksi militer yang akan dilakukan jika kudeta tidak dibatalkan di negara itu pada Minggu.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya