Berita

olisi akan menggunakan peralatan baru mereka untuk memeriksa apakah kendaraan yang melintasi perbatasan Austria menyembunyikan migran ilegal/Net

Dunia

Cegah Masuknya Imigran Gelap, Austria Bekali Polisi Perbatasan dengan Alat Deteksi Jantung

JUMAT, 04 AGUSTUS 2023 | 21:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Austria terus berupaya menurunkan klaim suaka dengan memberikan alat detektor jantung yang dapat mendeteksi migran bahkan yang bersembunyi di dalam truk.

Pemerintah mengatakan pihaknya telah membeli tujuh perangkat untuk polisi perbatasan yang tujuannya memutus rute penyelundupan dari Balkan.

“Peralatan baru ini sangat membantu kami dalam memerangi penyelundupan kriminal di satu sisi, tetapi juga dalam menyelamatkan nyawa,” kata Kepala Polisi Federal Michael Takacs, seperti dikutip dari The National, Jumat (4/8).

“Akan sangat sulit bagi kejahatan terorganisir untuk melakukan kegiatan ilegal di sini di tanah Austria," katanya.

Detektor detak jantung sudah digunakan oleh Pasukan Perbatasan Inggris untuk memeriksa truk yang memasuki Terowongan Channel dari Prancis. Alat itu juga dapat digunakan untuk menemukan korban gempa yang terjebak di bawah reruntuhan.

Enam perangkat akan digunakan di wilayah Austria, di mana penyeberangan perbatasan dapat melihat ribuan truk masuk per hari.

Satu lagi akan digunakan pada operasi polisi di negara terdekat, seperti Serbia dan Hongaria.

Para menteri juga berencana membeli 50 drone untuk polisi perbatasan dan tujuh kendaraan lagi dengan pencitraan termal.

“Kita perlu terus menginjak rem suaka secara intensif,” kata Karner dalam konferensi pers di dekat perbatasan Hongaria.

Dia memuji tindakan keras Austria yang telah berhasil memaksa penyelundup memindahkan operasi ke negara tetangga seperti Slovenia dan Italia.

Orang-orang dari Tunisia, India, Maroko, Bangladesh, dan negara-negara tertentu lainnya, dianggap oleh para menteri Austria tidak memiliki peluang untuk mendapatkan suaka. Lebih dari 4.300 aplikasi telah ditolak mentah-mentah tahun ini.

"Sejak musim panas lalu, jumlah permohonan suaka turun 30 persen," kata Karner.

Dia mengatakan 18.000 orang lainnya telah meninggalkan Austria secara sukarela setelah menyadari bahwa mereka tidak memiliki prospek suaka.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya