Hujan lebat menghantam distrik Fangshan di Beijing/AFP
Dalam beberapa hari terakhir, China telah dilanda hujan mematikan yang diklaim sebagai curah hujan terburuk sejak 140 tahun lalu akibat Badai Doksuri.
Badan Meteorologi Beijing melaporkan bahwa curah hujan maksimum yang tercatat selama badai mencapai 744,8 milimeter, dan lokasinya berada di Waduk Wangjiayuan di Distrik Changping.
"Ini merupakan rekor curah hujan tertinggi sejak catatan resmi dimulai di Beijing 140 tahun lalu, mengalahkan volume terbesar sebelumnya yang tercatat pada tahun 1891 sebesar 609 milimeter," kata badan layanan itu.
Hujan deras ini telah menyebabkan banjir parah di sebagian besar pinggiran kota Beijing dan daerah sekitarnya, yang menyebabkan 11 orang tewas, belasan lainnya hilang, dan 974.400 orang telah dievakuasi di ibukota dan provinsi tetangga Hebei.
Saat ini, topan Doksuri sendiri dikabarkan telah berhasil melewati Beijing dan tengah mendekat ke wilayah Okinawa, Jepang.
Mengutip
TRT World, Rabu (2/8), Presiden China, Xi Jinping telah mengeluarkan perintah untuk menyelamatkan mereka yang tersesat atau terjebak akibat hujan ini dengan segala cara.
Menanggapi seruan itu, saat ini bantuan dan upaya penyelamatan masih berlanjut, dengan ratusan pekerja penyelamat dari Palang Merah China dikirim ke daerah yang terdampak paling parah untuk membersihkan puing-puing dan membantu korban dievakuasi.
Wakil Perdana Menteri, Zhang Guoqing, juga telah meninjau lokasi bantuan di Distrik Mentougou, salah satu daerah yang paling terpukul di ibu kota, dan mendesak upaya habis-habisan untuk menyelamatkan mereka yang masih hilang.
"Prioritas utama pekerjaan saat ini adalah menyelamatkan nyawa orang, berpacu dengan waktu untuk mencari orang hilang atau terjebak dan meminimalkan korban," tegas Zhang, menurut kantor berita
Xinhua.