Kedutaan Besar Islandia di Moskow, Rusia/Net
Islandia secara resmi menangguhkan operasi kedutaannya di Rusia pada Selasa (1/8), menjadikannya sebagai negara Eropa pertama yang mengambil tindakan tersebut.
Sejak Juni tahun ini, negara Nordik itu telah mengumumkan rencana untuk menutup misi kedutaan mereka di Moskow, di tengah hubungan kedua negara yang telah merosot ke tingkat terendah sepanjang masa.
Namun, Kementerian Luar Negeri Islandia dalam pernyataannya menegaskan bahwa tindakan itu tidak berarti pemutusan hubungan diplomatik.
"Keputusan untuk menangguhkan operasi Kedutaan Besar Islandia di Moskow bukan pemutusan hubungan diplomatik. Setelah kondisi memungkinkan, Islandia akan kembali membuka operasi,” bunyi pernyataan itu, seperti dimuat
Kyiv Post.Menteri Luar Negeri Islandia Thordis Gylfadottir menyatakan bahwa mempertahankan operasi kedutaan di Rusia tidak lagi dapat dibenarkan mengingat hubungan yang terus memburuk antar kedua negara, di tengah konflik antara Ukraina dan Rusia.
Menanggapi situasi tersebut, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa keputusan Islandia akan menyebabkan reaksi dari pihak mereka, dan akan berdampak terhadap hubungan kedua negara di masa mendatang.
"Kami akan mempertimbangkan keputusan yang tidak bersahabat ini saat kami menjalin hubungan dengan Islandia di masa depan," kata Kementerian itu dalam pernyataannya.
Sebagai konsekuensi dari penutupan misi di Moskow, Islandia juga tidak akan lagi mewakili kepentingan mereka di beberapa negara di wilayah tersebut.
Kedutaan Besar Islandia di Moskow sebelumnya bertanggung jawab atas hubungan dengan Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgizstan, Moldova, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Tugas perwakilan tersebut akan dialihkan ke kementerian luar negeri Islandia di Reykjavik.