Ketua DPP Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono/Net
Posisi Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum (Ketum) Golkar, memang sedang tidak baik-baik saja. Terlebih Menko bidang Kemaritiman dan investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan keinginannya mencalonkan diri sebagai ketua umum Partai Golkar.
Merespons hal itu, Ketua DPP Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono langsung membantahnya. Ia memastikan bahwa Partai Golkar masih solid dan tidak ada rencana Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang bertujuan untuk menggulingkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Pria yang akrab disapa Dave ini mengajak seluruh kader Golkar tidak terpengaruh dengan isu penggulingan Ketum Golkar. Karena, dipastikan seluruh kader tidak menghendaki adanya Munaslub.
"Kami tekankan bahwa tidak ada yang namanya Munaslub. Kami di Kosgoro menolak segala macam upaya apapun untuk menjatuhkan pak Airlangga Hartarto. Munaslub yang pasti hanya akan dilaksanakan di penghujung tahun 2024," ungkap Dave seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLJabar, Minggu (30/7).
Menurut Dave, semua sepakat bahwa ketua umum Partai Golkar menentukan siapa calon Presiden dan calon wakil presiden 2024 yang merupakan mandat dari seluruh kader, pengurus mulai pusat hingga daerah dan ormas-ormas pendiri.
"Keputusan Munas sudah jelas Pak Airlangga Hartarto sebagai Capres. Untuk pendampingnya, Pak Airlangga nanti yang menentukan siapa yang terbaik," tuturnya.
Walaupun ada yang mengatakan kinerja DPP Partai Golkar tidak proaktif atau lambat, Dave memastikan itu hanya hembusan dari pihak-pihak yang memang sengaja mau menjatuhkan citra Ketum maupun partai Golkar di masyarakat.
Dave mengakui bahwa pihaknya mengetahui persis bagaimana perkembangan dan kinerja DPP Partai Golkar. Bahkan kata Dave, Golkar sering melakukan kegiatan-kegiatan seperti Rapimnas, seminar dan kegiatan tahunan selalu dihadiri langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar.
"Jadi, tudingan-tudingan itu tidak beralasan," tuturnya.
Dave menyebutkan, kelompok-kelompok yang menyerukan digelarnya Munaslub adalah penumpang liar di tubuh Partai Golkar yang mendorong agar digelarnya Munaslub atau bisa disebut ada barisan sakit hati.
"Penumpang liar ataupun mereka yang mungkin tidak mendapatkan porsi di dalam kepengurusan Pak Airlangga, sehingga melakukan upaya-upaya melanggar AD/ART Partai Golkar. Jadi itu yang harus kita lawan dan kita solid tegak lurus di bawah kepemimpinan Pak Airlangga Hartarto," ujarnya.