Berita

ank Leopard 2 Ukraina dan beberapa kendaraan tempur Bradley dihancurkan oleh pasukan Rusia/Net

Dunia

Ukraina Kehilangan Banyak Bantuan NATO

JUMAT, 28 JULI 2023 | 01:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Serangan balasan Ukraina terhadap Rusia dilaporkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga pasukan Kyiv terpaksa harus mengubah taktik perang.

Sumber Financial Times mengatakan bahwa Ukraina telah menderita kerugian berat pada minggu-minggu pertama operasi serangan balasan.

Laporan FT pada Rabu (26/7) mengikuti artikel serupa oleh New York Times awal bulan ini, yang mengklaim bahwa Kyiv telah kehilangan hampir seperlima dari peralatan NATO yang dikirim ke medan perang hanya dalam dua minggu pertama serangan balasan.

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan juga telah mengkonfirmasi bahwa Ukraina telah kehilangan sejumlah besar pasukan, tetapi mengklaim masih memiliki cadangan yang besar.

FT memaparkan, setelah gagal mencapai kemajuan yang signifikan dalam fase pertama operasi, komandan Ukraina kini mulai mengadopsi taktik baru.

Pergeseran tersebut dilaporkan melibatkan fokus untuk membombardir posisi Rusia dengan tembakan artileri alih-alih mencoba menerobos ladang ranjau Rusia dengan kendaraan lapis baja NATO.

Tentara Ukraina mengatakan kepada FT bahwa sementara perlawanan yang mereka hadapi dari pasukan Rusia lebih keras dari yang diperkirakan, mereka mulai kehilangan lebih sedikit tank dan kendaraan tempur sejak mengadopsi strategi yang lebih aman.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga sudah mengakui bahwa serangan balasan berkembang lebih lambat dari yang diinginkan.

Zelensky mengaitkan hasil operasi yang lesu dengan dukungan militer dan pelatihan yang tidak memadai dari pendukung Barat Kyiv, bersikeras bahwa tentara Ukraina tidak memiliki cukup senjata untuk melakukan serangan balasan pada skala yang awalnya dimaksudkan.

Washington, bagaimanapun, bersikeras bahwa terlalu dini untuk menyebut serangan balasan sebagai kegagalan.

Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan pada Minggu bahwa operasi Ukraina telah gagal setelah menderita kerugian lebih dari 26.000 anggota aktif serta sejumlah besar pejuang asing.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya