Berita

Representative Image/Net

Dunia

Protes RUU Pemeriksaan Yudisial, Dokter di Israel Mogok Massal

RABU, 26 JULI 2023 | 12:01 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Israel kembali diguncang oleh aksi protes. Kali ini protes dilakukan oleh para dokter yang memulai pemogokan selama 24 jam.

Aksi itu diikuti dengan pemasangan iklan berwarna hitam di halaman depan surat kabar pada Selasa (25/7).

Aksi protes tersebut terkait dengan ratifikasi pemerintah sayap kanan atas bagian pertama dari RUU pemeriksaan yudisial, yang dikhawatirkan dapat membahayakan independensi pengadilan.

RUU yang membatasi tinjauan Mahkamah Agung atas beberapa keputusan pemerintah dikabarkan telah disahkan di Knesset pada Senin setelah pemogokan oleh anggota parlemen.

Sebagai respon atas pengesahan tersebut, Asosiasi Medis Israel memerintahkan dokter untuk mogok selama 24 jam di seluruh negara, kecuali di Yerusalem.

"Penghapusan kemampuan Mahkamah Agung tidak masuk akal, pemerintah berpotensi terlibat dalam keputusan oleh staf kementerian," kata asosiasi tersebut.

Mengutip Telegraph, pada Rabu (26/7), demonstrasi besar-besaran ini juga terjadi di berbagai kalangan masyarakat, termasuk pekerja teknologi tinggi yang khawatir akan nasib independensi pengadilan.

Untuk itu, sebuah iklan berjudul "Hari Hitam untuk Demokrasi Israel" menjadi sorotan dengan menempati halaman depan surat kabar utama.

Tidak hanya itu, militer juga terlibat dalam aksi tersebut, dengan menyatakan bahwa semakin banyak tentara cadangan tidak akan lagi melapor untuk bertugas jika pemerintah terus melanjutkan rencananya.

Beberapa mantan pejabat tinggi bahkan telah mengkhawatirkan bahwa kesiapan perang Israel dapat terancam akibat situasi ini.

Dalam upaya untuk menenangkan situasi, pemimpin oposisi Yair Lapid mengajukan permohonan kepada cadangan untuk menunda keputusan Mahkamah Agung terkait banding terhadap undang-undang baru tersebut.

Saat ini, baik kelompok pengawas politik maupun Asosiasi Pengacara Israel juga telah mengajukan gugatan terhadap RUU tersebut.

Krisis ini telah menciptakan jurang pemisah yang dalam di masyarakat Israel, serta memberikan dampak ekonomi yang signifikan dengan memicu pelarian investor asing, melemahkan nilai shekel, dan memicu ancaman pemogokan umum oleh para serikat pekerja sektor publik.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya