Poster film Barbie dan Oppenheimer/Net
Film Barbie dan Oppenheimer berhasil meraup total untung sebesar 235,5 juta dolar (Rp 3,5 triliun) dalam pemutaran pertamanya di belahan utara Amerika pada akhir pekan lalu.
Mengutip Al Jazeera pada Senin (24/7), film Barbie, yang diproduksi oleh Warner Bros dan disutradarai oleh Greta Gerwig, sukses besar dengan pendapatan sebesar 155 juta dolar (Rp 2,3 triliun) dari penjualan tiketnya.
Keberhasilannya ini telah mengantarkan
Barbie sebagai film dengan pembukaan terbesar tahun 2023, melampaui
The Super Mario Bros Movie.
Sementara itu,
Oppenheimer, sebuah karya epik dari Christopher Nolan yang mengisahkan kehidupan J Robert Oppenheimer, bapak bom atom, juga mencatat prestasi gemilang dengan berhasil meraih Rp 1,2 triliun penjualan tiket.
Film tersebut telah mengalahkan ekspektasi dan menjadi salah satu debut terkuat untuk film drama tentang biografi.
Kombinasi dua film
blockbuster yang dijuluki "
Barbenheimer" ini oleh para penggemar di media sosial, telah menjadi sorotan utama dan diperkirakan akan meraup lebih dari Rp 4,5 trilun pada akhir pekan mendatang, yang menjadikannya pembukaan box office terbesar keempat sepanjang masa.
Kedua film tersebut juga mendapatkan sambutan hangat dan baik dari para kritikus film, dengan skor mencapai 90 persen dan 94 persen di Rotten Tomatoes.
"Barbenheimer merupakan dorongan besar bagi kedua film. Ini merupakan pencapaian puncak bagi kita semua," ujar presiden distribusi domestik Warner Bros, Jeff Goldstein.
Keberhasilan luar biasa dari
Barbenheimer ini terjadi di tengah-tengah antusiasme tinggi di kalangan jutaan penonton film, yang berduyun-duyun menonton kedua film tersebut pada hari yang sama.
CEO National Association of Theatre Owners, Michael O'Leary, menggambarkan kegilaan box office tersebut sebagai akhir pekan yang benar-benar bersejarah untuk bioskop.
"Ini adalah pengalaman yang fenomenal bagi orang-orang yang menyukai film layar lebar," kata O'Leary dalam sebuah pernyataan, Minggu.
Sebelumnya seperti diketahui, situasi sulit tengah dihadapi di industri Hollywood karena pemogokan terbesarnya dalam beberapa dekade, dan beberapa film lainnya seperti
The Flash, I
ndiana Jones yang menunjukkan penurunannya.