Mobil dan motor terendam banjir di Karachi, Pakistan pada Minggu, 23 Juli 2023/Net
Afghanistan dan Pakistan menghadapi bencana alam yang menghancurkan akibat banjir bandang yang dipicu oleh hujan musiman.
Dalam tiga hari terakhir, setidaknya 44 orang dilaporkan tewas, dan puluhan orang lainnya hilang di dua negara tersebut.
Mengutip
NZ Herald pada Senin (24/7), banjir bandang di Afghanistan menerjang beberapa wilayah, termasuk ibu kota Kabul, provinsi Maidan Wardak, dan provinsi Ghazni.
"Sedikitnya 31 orang tewas, 74 orang luka-luka, dan 41 orang masih hilang. Mayoritas korban jiwa tercatat berada di wilayah Kabul barat dan Maidan Wardak," kata jurubicara Taliban untuk Kementerian Negara Penanggulangan Bencana Alam Afghanistan, Shafiullah Rahimi dalam laporannya.
Selain menyebabkan kerugian jiwa, banjir juga menewaskan sekitar 250 hewan ternak, dan merusak ratusan kilometer persegi lahan pertanian, yang mengakibatkan kehancuran ekonomi bagi para peternak dan petani di negara itu.
Di sisi lain, Pakistan juga tidak luput dari ancaman banjir dan tanah longsor akibat curah hujan tinggi. Dalam dua hari terakhir, negara ini mencatat 13 orang meninggal dunia dan tujuh orang lainnya luka-luka.
Provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak parah, dengan setidaknya 74 rumah rusak dan sembilan orang tewas akibat hujan deras di provinsi tersebut.
Sejak awal musim hujan pada akhir Juni lalu, otoritas penanggulangan bencana Pakistan telah menyaksikan 101 kematian termasuk 16 wanita dan 42 anak.
Saat ini otoritas di kedua negara tersebut telah mengumumkan status darurat untuk menghadapi situasi yang mendesak ini. Tim penyelamat dan petugas penanggulangan bencana tengah bekerja keras untuk memberikan pertolongan kepada warga yang terdampak banjir dan tanah longsor, serta mencari puluhan orang hilang.
Banjir besar ini telah menyisakan kerugian material yang besar dan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban bagi kedua negara yang tengah mengalami kesulitan ekonomi yang parah.