Berita

Representative Image/Net

Dunia

Pakistan Siap Gelar Pemilihan pada Oktober, Analis: Mungkin Berpotensi Paling Tidak Bebas dan Adil

JUMAT, 21 JULI 2023 | 22:09 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Komisi Pemilihan Pakistan (ECP) mengumumkan kesiapannya untuk menyelenggarakan pemilihan nasional pada Oktober mendatang, jika majelis legislatif di negara itu dibubarkan tepat waktu.

Dalam jumpa pers di Islamabad pada Kamis (20/7), pejabat ECP menjelaskan jika majelis nasional serta provinsi Sindh dan Balochistan dibubarkan pada 12 Agustus, maka pemilihan umum dapat diadakan paling lambat pada 11 Oktober.

Mengacu pada konstitusi Pakistan, majelis terpilih memiliki mandat untuk melayani selama lima tahun. Setelah masa jabatan berakhir, pembubaran majelis akan diikuti oleh pembentukan pengurus sementara yang bertugas menyelenggarakan pemilihan dalam waktu 60 hari.

Menurut mantan pejabat ECP, Kanwar Dilshad, konstitusi Pakistan juga menyatakan bahwa jika pembubaran majelis terjadi sebelum lima tahun berakhir, maka pemilihan harus diadakan dalam waktu 90 hari setelah pembubaran.

"Sesuai rencana yang telah ditetapkan oleh ECP, jika pembubaran majelis nasional dan dua majelis provinsi di Sindh dan Balochistan berjalan sesuai jadwal, pemilihan dapat berlangsung  Oktober. Namun, jika pembubaran terjadi lebih awal, kita dapat mengharapkannya paling lambat antara 8 hingga 11 November," kata Dilshad kepada Al Jazeera.

Meskipun demikian, jurnalis dan analis politik, Cyril Almeida, percaya bahwa tanggal pemilihan akan ditentukan oleh kekuatan militer yang kuat di Pakistan, yang selama tiga dekade terakhir telah secara langsung mengendalikan negara.

"Saat ini, belum jelas apakah pemilihan akan diadakan pada tahun 2023. Dan setelah melewati tantangan tersebut, tidak ada kejelasan bahwa pemilihan akan berlangsung pada tahun 2024 juga," ujar Almeida kepada Al Jazeera.

Sejak mantan Perdana Menteri Imran Khan kehilangan mosi tidak percaya di parlemen pada April tahun lalu, Pakistan telah menyaksikan gejolak politik yang mendalam.

Khan menyalahkan militer karena berusaha menggulingkannya. Sementara saat ini olitisi tersebut telah didakwa dengan sejumlah kasus termasuk korupsi dan terorisme, yang mengancam kelangsungan politiknya.

Analis itu memperkirakan pemilihan berikutnya berpotensi menjadi yang paling tidak bebas dan adil yang pernah dilihat Pakistan abad ini.

"Manipulasi politik akan menjadi perhatian serius dalam menghadapi pemilihan mendatang," pungkas Almeida.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya