Berita

Presiden Joko Widodo/Ist

Publika

Jokowi dan Gagalnya Teori Bebek Lumpuh

OLEH: ANDRE VINCENT WENAS
JUMAT, 21 JULI 2023 | 07:20 WIB

DI akhir masa jabatannya, dan karena alasan konstitusional, Joko Widodo alias Jokowi tak bisa dipilih lagi karena sudah dua kali menjabat. Maka periode ini kerap disebut lame-duck presidency.

Masa kepresidenan yang dikategorikan sebagai periode bebek lumpuh. Ia gampang jadi mangsa dari predator-predator politik.

Tapi rupanya fenomena bebek lumpuh ini tidak berlaku untuk Jokowi di masa akhir kepresidenannya. Fenomena Jokowi adalah anomali.


Jokowi justru malah jadi semacam penentu kemenangan bagi kandidat yang diusung parpol. Sebut saja Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, juga para pengusung dan pendukungnya, mereka semua saling "berebut restu" dari Jokowi.

"Saling-klaim" bahwa merekalah yang direstui jadi "penerus" kerja baik Pak Jokowi.

Memang wajar sih, dengan approval-rate yang bahkan tembus 90 persen, pamor Jokowi justru menguat. Bukan untuk jadi presiden lagi, tapi jadi penentu siapa yang bakal jadi presiden. Fenomena ini belum pernah terjadi sebelumnya. Luar biasa.

Maka berbagai analisis  tentang ke mana jari telunjuk Jokowi mengarah jadi penting.

Interpretasi dari berbagai fenomena coba diterjemahkan sebagai "tanda dukungan" Jokowi terhadap kandidat tertentu. Dan ini dengan manis terus dimainkan Jokowi, membiarkan semua pihak menafsirkan sendiri-sendiri. Posisinya sebagai King Maker justru jadi semakin kokoh.

Mulai dari gerak-gerik dan gestur politik dari anak-anaknya (terutama Gibran dan Kaesang, juga Bobby), yang kemudian ditafsirkan sebagai arah angin dukungan bapaknya, sampai ke acara pertemuan Jokowi saat makan siang atau perhelatan lainnya. Pokoknya semua itu diterjemahkah sebagai "tanda-tanda dukungan".

Ya bebas saja sih, bagus malah. Itu semua semakin memperkuat positioning Pak Jokowi.

Ada influencer (entah disponsori parpol) tertentu yang coba-coba memposisikan kandidat tertentu "lebih kuat" citra dirinya dibanding dengan Jokowi, maka ia pun mesti menelan pil pahit saat mendapat sentimen negatif dari Jokowers. Kualat katanya.

Pendek kata, saat ini parameter kepresidenan adalah Jokowi. Kepresidenan Jokowi sudah jadi standar baru, di mana publik enggan mendiskonnya. Justru karena itulah Jokowi diharapkan oleh publik untuk senantiasa cawe-cawe, ia "tak diizinkan" oleh kesadaran dalam publik untuk "tinggal-gelanggang" begitu saja.

Harus dipastikan penggantinya nanti adalah dia yang mampu meneruskan kerja-kerja baik Pak Jokowi (ingat approval-rate-nya tembus 90 persen lho). Ini enggak main-main, proven.

Jadi siapa yang besok makan siang bareng Pak Jokowi? Atau yang dijabat tangannya dua detik lebih lama dibanding kandidat lainnya?

Penulis adalah Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis Perspektif (LKSP)

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya