Berita

Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto/Net

Publika

Bertukar Pasangan Politik, Win-win Solution Prabowo dan Megawati

OLEH: HERU SUBAGIA
MINGGU, 16 JULI 2023 | 06:55 WIB

WACANA pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto kian berembus kencang. Dua petinggi parpol ini akan segera melakukan pertemuan penting di tengah isu kemandeKan penjajakan koalisi dan isu pemilihan wakil presiden.

Moncernya Prabawo dan kemerosotan elektabilitas Ganjar Pranowo akan menjadi bagian agenda pembahasan yang sangat rahasia.

Sebelumnya, Gerindra diundang oleh PDIP dalam acara Bulan Bung Karno, 24 Juni 2023, di GBK. Namun Prabawo tidak datang dengan alasan khusus. Dalam pidatonya, Megawati menyindir keras bagi ketua partai yang hadir tetapi belum menentukan sikap pilihan dukungan politik. Ketua partai yang dimaksud adalah Zulkifl Hasan dari PAN dan Airlangga Hartarto dari Golkar.


Isu pertemuan dua petinggi partai ini diamini oleh Wasekjen PDIP, Sadarestuwati. Menurut informasi pertemuan menunggu jadwal Ketum Megawati Soekarnoputri untuk bertemu Prabowo Subianto.

Sadarestu mengatakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tengah mengatur jadwal yang tepat. Ia menyebut Megawati tengah memiliki jadwal yang padat, salah satunya terkait dengan tugas di BRIN maupun BPIP.

Sebenarnya apa yang akan menjadi agenda krusial pertemuan ketua  partai tersebut ?

Kemungkinan besar PDIP dan Gerindra akan membicarakan agenda besar berkaitan Pilpres 2024. Didasari jika dua partai ini mempunyai kontribusi dan pengaruh besar dalam keseluruhan kontestasi politik nasional. Gerindra dan PDIP adalah partai besar yang sangat menentukan arah politik nasional.

Pertemuan tersebut akan membuka penawaran baru. Posisi tawar kedua partai saat ini sama kuat. PDIP sudah resmi mencapreskan Ganjar Pranowo dan Gerindra sendiri sudah memberikan mandat Ketum Gerindra Prabowo Subianto menjadi capres 2024.

Terdapat persinggungan keras ketika PDIP dengan cepat melakukan manuver pencapresan Ganjar Pranowo menjadi calon resmi pada Pilpres 2024. Keputusan tersebut diyakini sebagai langkah sepihak dan mengejutkan.

Hubungan PDIP dan Gerindra dalam dua kali pilpres cukup panas. PDIP menang dua kali pencapresan dengan mengusung Jokowi sementara Gerindra kalah dalam pilpres 2014 dan 2019 di mana Prabowo sebagai calon presidennya.

Diakhir periode jabatan Jokowi, ada isu jika Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto melakukan normalisasi hubungan politik. Atas dasar kesepakatan Batutulis ketika Prabowo menjadi wakil presiden dan Megawati menjadi capres, Megawati dan Prabowo akan kembali berbagi kekuasaan untuk hajat Pilpres 2024.

Skenario politik yang akan dibangun yakni Prabowo Subianto sebagai capres dan kemungkinan Puan Maharani sebagai cawapresnya. Agenda perkawinan politik tersebut bubar karena ada pihak ketiga sebagai biang keladi pecahnya kongsi politik.

Munculnya Ganjar Pranowo menjadi bagian malapetaka bagi PDIP dan Gerindra. Desakan internal dan eksternal PDIP memaksa partai berlogo moncong putih tersebut harus memilih opsi dukung Ganjar Pranowo sebagai Capres. Sementara Puan Maharani elektabilitasnya masih terpuruk sehingga terpaksa harus melepaskan impian menjadi capres.

Gerindra akhirnya secara politik tersingkir dari posisi awal yang harusnya menjadi capres. Jadi bukan Ganjar Pranowo capresnya tetapi Prabowo Subianto. Pada kenyataan PDIP resmi umumkan Ganjar Pranowo calon presiden 2024.

Keputusan sepihak PDIP mencalonkan Ganjar menjadi babak baru Gerindra memantapkan dukungannya ke Prabowo Subianto wajib maju sebagai calon presiden. Prabowo Subianto langsung tancap gas dengan menemui Jokowi ke Solo pascapengumuman Ganjar Pranowo capres resmi pada 21 April 2023.

Dalam dinamika politik saat ini, Prabowo kian mesra dengan Jokowi. Baliho Prabowo dan Jokowi bertebaran di mana-mana. Prabowo sering diajak Jokowi keliling Indonesia dan lebih gilanya Prabowo sangat dekat dengan kedua anak Jokowi, Kaesang dan Gibran.

Imbas politik yang diperoleh Prabowo dengan selalu nempel dengan Jokowi adalah elektabilitas Prabowo moncer dan tumbangkan Ganjar Pranowo. Dari awal Januari Prabowo naik secara konstan sementara Ganjar Pranowo elektabilitas turun.

Prediksi Prabowo menang dalam Pilpres 2024 semakin nyata dengan banyaknya dukungan dari relawan yang mendeklarasikan dukungan pada Ketua Umum Gerindra tersebut.

Sangat miris juga melihat survei politik yang menunjukkan jika pemilih Jokowi lebih cenderung memihak Prabowo daripada Ganjar. Diperparah lagi banyak Ketua Relawan pro Jokowi yang sudah balik arah dukung Prabowo seperti Imanuel (Noel) mantan Ketua GP Mania dan terakhir diduga Budi Arie Ketua Projo juga sudah mendukung Prabowo.

Melihat kenyataan peta politik yang semakin mencekam dan merugikan PDIP serta pencapresan Ganjar, elite politik PDIP sengaja melakukan negosiasi ulang dengan Prabowo.

Skenario pertemuan Megawati dan Prabowo lebih banyak akan melakukan negosiasi berkaitan pencapresan. Bisa ada kejutan semisal PDIP akhirnya mengalah dan memilih pilihan Ganjar Pranowo sebagai wakilnya.

Skenario kedua, PDIP tetap mengajukan Ganjar Pranowo dan memberikan opsi Prabowo Subianto sebagai cawapresnya. Dan skenario ketiga atau terakhir, PDIP mengambil ide gila menawarkan Puan Maharani menjadi wakil presiden.

Pada akhirnya dalam pertemuan Megawati dan Prabowo hanya berbagi kekuasaan dengan mengerem resiko politik tinggi. PDIP dan Gerindra akan menyetujui proposal perdamaian yang intinya siapun yang akan menang atau kalah tetap akan berada dalam satu kapal besar dan mereka akan menang bersama.

Kedua partai baik PDIP dan Gerindra akan bermain dua kaki.

Idealnya posisi politik dua kaki paling aman adalah kompromi pencapresan yang bertukar pasangan. Ganjar Pranowo tetap ada di komando PDIP, sementara Puan Maharani sebagai penerus PDIP akan dipersembahkan sebagai perkawinan politik dengan Gerindra.

Bisa dipastikan, PDIP dan Gerindra akan sama-sama menang dan pesta kekuasan di periode 2024-2029, siapapun pemenangnya Prabowo atau Ganjar.

Penulis adalah pengamat Politik dan Sosial, Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon, dan Ketua Umum RGP2024

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Pasutri Kurir Narkoba

Rabu, 03 Desember 2025 | 04:59

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

UPDATE

Rais Syuriyah PBNU: Ada Indikasi Penetrasi Zionis

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:49

Prabowo: Saya Tidak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Semua Bekerja Keras

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:42

Mohammad Nuh Jabat Katib Aam PBNU Kubu Sultan

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:19

Konstitusionalitas Perpol Nomor 10 Tahun 2025

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:18

Pemeriksaan Kargo Diperkuat dalam Pemberantasan Narkoba

Sabtu, 13 Desember 2025 | 23:11

Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor Sumatera Tembus 1.006 Jiwa

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:53

Aktivis 98 Bagikan Paket Bantuan Tali Kasih Natal untuk Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:52

Kader Pemuda Katolik Bali Cetuskan Teori PARADIXIA Tata Kelola AI Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:39

Ketika Jabatan Menjadi Instrumen Pengembalian Modal

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:35

Tokoh Muda Dukung Prabowo Kejar Lompatan Gizi dan Pendidikan Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 22:29

Selengkapnya