Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pengamat: Munisi Tandan Tidak akan Memberikan Hasil Signifikan untuk Ukraina

SABTU, 15 JULI 2023 | 15:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengiriman bantuan munisi tandan oleh Amerika Serikat ke Kyiv dikatakan tidak akan berdampak signifikan dalam upaya Ukraina melawan serangan Rusia.

Hal itu dilaporkan New York Times pada Jumat (14/7), mengutip mantan pejabat AS dan analis militer yang mengatakan bahwa munisi tandan hanya akan memungkinkan pasukan Kyiv untuk bertahan karena mereka menghadapi kekurangan amunisi yang drastis.

"Skala efeknya akan sederhana," kata Jack Watling, seorang peneliti senior di Royal United Services Institute (RUSI) di London.

"Dampak nyata hanya dapat dilihat ketika Ukraina memiliki lebih banyak amunisi secara signifikan," tambahnya.

Colin Kahl, wakil menteri pertahanan AS untuk kebijakan, mengatakan bahwa munisi tandan atau bom cluster hanya akan memungkinkan Ukraina untuk mempertahankan pertempuran artileri di masa mendatang.

Menurut para analis, militer Ukraina kemungkinan akan menggunakan munisi tandan untuk mempertahankan laju tembakan artileri yang tinggi saat mereka beralih dari taktik senjata gabungan Barat ke penembakan artileri berat gaya Soviet terhadap posisi Rusia.

"Sepertinya mereka kembali ke duel artileri," kata Amael Kotlarski dari perusahaan intelijen pertahanan Janes.

Baik pejabat militer Amerika maupun Ukraina menolak untuk menguraikan bagaimana tepatnya Kyiv akan menggunakan munisi tandan AS. Persenjataan semacam itu telah dilarang oleh lebih dari 110 negara di bawah konvensi PBB, karena bahaya serius yang ditimbulkan bagi warga sipil.

Munisi tandan menyebarkan bom-bom kecil yang bisa gagal meledak dan akhirnya melukai atau membunuh warga sipil selama bertahun-tahun, bahkan setelah konflik berakhir. Amunisi yang dipasok AS ke Ukraina adalah peluru artileri 155 milimeter yang ditembakkan oleh howitzer yang melepaskan 72 granat kecil begitu mencapai target.

Keputusan untuk memasok persenjataan kontroversial telah dikritik oleh PBB serta sekutu Amerika sendiri, termasuk Inggris, Kanada, dan Spanyol. Austria, yang bukan anggota NATO, juga menyatakan keprihatinannya atas masalah ini.

NYT mengklaim bahwa Rusia dan Ukraina telah menggunakan amunisi semacam itu selama konflik yang sedang berlangsung, menambahkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky secara khusus mendesak jenis amunisi ini untuk menembus pertahanan Rusia.

Moskow mengecam langkah AS dengan mengatakan bahwa itu tidak akan mempengaruhi situasi di medan perang tetapi akan memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi warga sipil.

Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu telah memperingatkan bahwa Rusia akan terpaksa menggunakan senjata yang setara sebagai tanggapan.

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

Slank sudah Kembali ke Jalan yang Benar

Sabtu, 07 September 2024 | 00:24

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

AHY Tuntaskan Ujian Doktoral dengan Nilai Hampir Sempurna

Kamis, 12 September 2024 | 17:12

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

UPDATE

Ketum AMPI Jerry Nonaktifkan Sekjen Ahmad Andi Bahri

Minggu, 15 September 2024 | 17:50

Indonesia Gagal Bawa Gelar Juara Hongkong Open 2024

Minggu, 15 September 2024 | 17:42

Rocky Gerung Sebut Arsjad Rasjid Korban Rekayasa Kubu Anindya Bakrie

Minggu, 15 September 2024 | 17:18

Geliat UMKM Tak Maksimal, Ekonom Pesimis PON XXI Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sumut 2024

Minggu, 15 September 2024 | 17:11

Israel Tengah Dihujani Rudal dari Arah Yaman

Minggu, 15 September 2024 | 17:00

China Berhasil Bikin Kapal Filipina Cabut dari Sabina Shoal

Minggu, 15 September 2024 | 16:43

Fenomena Fufufafa Bakal Habisi Dinasti Jokowi

Minggu, 15 September 2024 | 16:28

Keabsahan Munaslub Kadin Mulai Dipertanyakan

Minggu, 15 September 2024 | 16:28

Inggris Donasi Rp20 Miliar untuk Korban Topan Yagi di Vietnam

Minggu, 15 September 2024 | 16:23

PM Haiti Kunjungi TKP Ledakan Truk BBM Mematikan

Minggu, 15 September 2024 | 16:04

Selengkapnya