Berita

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres/Net

Dunia

Kirim Surat ke Putin Minta Perpanjang Kesepakatan Biji-bijian, Guterres Janjikan Rusia Bisa Terhubung Lagi ke SWIFT

JUMAT, 14 JULI 2023 | 01:44 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kelanjutan perjanjian ekspor biji-bijian dan pupuk dari Rusia tetap menjadi fokus PBB.

Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pada Rabu (13/7) bahwa baru-baru ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengirim surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang isinya meminta Putin memperbarui  dan memperpanjang kesepakatan biji-bijian.

Permintaan itu datang karena tenggat waktu semakin dekat.


Sebagai gantinya, Guterres mengusulkan menghubungkan anak perusahaan bank pertanian Rusia ke sistem pembayaran internasional SWIFT.

"Tujuannya adalah untuk menghilangkan rintangan yang mempengaruhi transaksi keuangan melalui Bank Pertanian Rusia, hal yang sejauh ini menjadi perhatian utama yang diungkapkan oleh Federasi Rusia, dan secara bersamaan memungkinkan aliran lanjutan biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam," papar Dujarric, seperti dikutip dari TASS.

Pada 22 Juli 2022, paket dokumen tentang pasokan pangan dan pupuk ke pasar internasional ditandatangani di Istanbul. Awalnya, kesepakatan diselesaikan selama 120 hari, pada November tahun lalu diperpanjang untuk periode yang sama.

Pada 18 Maret 2023, Rusia mengumumkan perpanjangan kesepakatan selama 60 hari, memperingatkan bahwa ini akan menjadi waktu yang cukup untuk mengevaluasi implementasi memorandum yang ditandatangani dengan PBB.

Pada 18 Mei, kesepakatan biji-bijian diperpanjang selama dua bulan hingga 17 Juli.

Namun, Rusia mengancam untuk menghentikan kesepakatan biji-bijian karena permintaan yang tidak terpenuhi terkait ekspor biji-bijian, menurut laporan Reuters.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan sebelumnya bahwa perpanjangan kesepakatan biji-bijian tidak mungkin dilakukan kecuali paket Rusia dari perjanjian Istanbul ditegakkan, menambahkan bahwa kesepakatan itu ternyata salah sasaran di mana biji-bijian disebar bukan kepada negara-negara yang membutuhkan.

Pekan lalu, kepala bantuan PBB Martin Griffiths memperingatkan konsekuensi yang mengerikan kecuali kesepakatan biji-bijian diperpanjang.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya