Berita

Praktisi Hubungan Internasional, Dinna Prapto Raharja dalam webinar internasional bertajuk "Commemorating 2009 Urumqi killings: What happened on July 5, 2009?", yang digelar oleh Center for Southeast Asian Studies(CSEAS) pada Selasa, 5 Juli 2023/Repro

Dunia

Dinna Prapto: Pembantaian Urumqi 5 Juli Tidak Boleh Dilupakan

KAMIS, 06 JULI 2023 | 16:46 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Peristiwa pembantain Muslim Uighur di Urumqi pada 5 Juli 2009 lalu telah menjadi sejarah buruk untuk China. Namun peristiwa tersebut tidak boleh dilupakan.

Begitu yang ditegaskan Praktisi Hubungan Internasional dan pendiri think-tank Synergy Policies, Dinna Prapto Raharja dalam webinar internasional bertajuk "Commemorating 2009 Urumqi killings: What happened on July 5, 2009?", yang digelar oleh Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) pada Selasa (5/6).

Menurut Dinna, peristiwa berdarah pada tahun 2009 itu merupakan pelanggaran HAM yang tidak boleh dilupakan dan hukuman berat untuk mereka yang bertanggung jawab harus terus diperjuangkan.


"Pembantain 5 Juli mungkin menjadi bagian dari sejarah China, tetapi sekali lagi tidak boleh dilupakan," tegasnya.

Dinna mendorong agar tragedi pembantaian Urumqi oleh aparat Beijing di tahun dapat segera diungkap, sehingga ribuan korban yang tewas dan terluka dalam peristiwa itu bisa mendapat keadilan.

"Kebenaran perlu diungkapkan. Korban layak mendapat keadilan," kata Dinna.

Selain itu, menurut Dinna, pengungkapan kebenaran perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pelanggaran HAM tidak akan terjadi lagi di wilayah tersebut.

"Kebrutalan harus diungkap karena kita tidak ingin kebrutalan terulang kembali di masa depan," ujarnya.

Merujuk pada pengalaman Indonesia, Dinna melanjutkan, butuh waktu bertahun-tahun untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di balik pembantaian Uighur di Urumqi. Untuk itu, diperlukan keterlibatan masyarakat sipil, akademisi, media, dan juga pemuda untuk terus gigih mengungkap kebenaran.  

Empat belas tahun yang lalu, tepatnya pada 5 Juli 2009, terjadi peristiwa mengerikan yang menimpa Muslim Uighur di ibu kota Urumqi, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang (XUAR), sebuah wilayah yang diduduki secara ilegal oleh Komunis China sejak 1949.

Itu adalah pembantaian terburuk terhadap lebih dari 1.000 etnis Muslim Uighur oleh etnis Han dan pasukan keamanan China. Lebih dari 1.500 orang Uighur terluka dan lebih dari 5.000 orang, termasuk wanita dan anak-anak, ditangkap oleh polisi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya