Berita

Gubernur Bank Sentral Lebanon, Riad Salameh/Net

Dunia

Prancis Kembalikan Aset Hasil Korupsi Gubernur Bank Sentral Lebanon ke Beirut

KAMIS, 06 JULI 2023 | 01:35 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pengadilan Prancis telah mengambil tindakan tegas dalam kasus korupsi dan pencucian uang yang melibatkan Gubernur Bank Sentral Lebanon, Riad Salameh dan beberapa rekannya.

Menurut keputusan yang diumumkan kantor media Menteri Kehakiman sementara Lebanon, Henry Khoury, pada Selasa (4/7), Pengadilan Banding telah memutuskan untuk mentransfer aset yang disita untuk dialihkan kepada Lebanon.

Aset itu berasal dari Riad Salameh, yang telah menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Lebanon selama tiga dekade. Ia telah menjadi subjek penyelidikan oleh otoritas Prancis dan Jerman atas tuduhan korupsi dan pencucian uang yang telah membuatnya menjadi buronan internasional.

Seorang sumber dari pengadilan Prancis mengungkapkan bahwa Pengadilan Banding telah menguatkan penyitaan aset senilai jutaan euro yang terkait dengan Riad Salameh dan beberapa rekannya yang sedang diperjuangkan oleh pengacara mereka.

"Semua perintah penyitaan telah ditegakkan oleh pengadilan," kata sumber tersebut. Namun, belum ada komentar resmi apakah aset-aset tersebut telah dialihkan ke negara Lebanon.

Pada 2022, badan kerja sama peradilan pidana Eropa, Eurojust, mengumumkan penyitaan sekitar 127,78 juta dolar AS (Rp 1,9 triliun) aset Lebanon di beberapa negara termasuk Prancis, Jerman, Luksemburg, Monako, dan Belgia.

Meski Eurojust tidak secara langsung menyebutkan nama tersangka, namun jaksa penuntut di Munich, Jerman, telah mengonfirmasi bahwa Riad Salameh adalah salah satu tersangka dalam kasus yang menyebabkan penyitaan aset tersebut.

Riad Salameh, yang dulunya dihargai sebagai ahli keuangan yang ulung, sekarang berada dalam situasi sulit. Ia telah bersembunyi di kantor-kantor Bank Sentral Lebanon selama beberapa minggu terakhir sebagai buronan internasional, dengan surat penangkapan yang telah dikeluarkan Prancis dan Jerman.

Warisannya yang pernah gemilang kini telah terpuruk setelah runtuhnya sistem keuangan Lebanon pada tahun 2019, yang banyak dikaitkan dengan tindakan korupsi dan kegagalan pemerintahan yang melibatkan Salameh dan elit penguasa negara itu.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya