Berita

Presiden Lithuania Gitanas Nauseda/Net

Dunia

Lithuania Desak NATO Beri Ukraina Keanggotaan Jalur Cepat

SELASA, 04 JULI 2023 | 19:03 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Langkah berani harus segera diambil NATO untuk memasukkan Ukraina ke dalam keanggotaan untuk menambah daya juang Kyiv dan memperlihatkan kekuatan Barat pada Moskow.

Begitu yang disampaikan Presiden Lithuania Gitanas Nauseda dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (4/7).

Menurut Nauseda, NATO harus mengabaikan seluruh ketakutan mereka tentang potensi perluasan perang jika Ukraina masuk dalam bagian aliansi pertahanan Atlantik tersebut.

"Kita tidak perlu ragu untuk mengambil keputusan yang lebih berani karena jika tidak, rezim (Presiden Vladimir) Putin akan memutuskan bahwa sekutu Barat terlalu lemah. Mereka (Rusia), harus merasa terdesak hingga menyerah," tegasnya.

Nauseda menilai, kepastian NATO tentang keanggotaan Ukraina akan meningkatkan semangat dan daya juang Kyiv di medan perang.

"Kata-kata kami yang lebih kuat tentang perspektif (keanggotaan) Ukraina pasti akan meningkatkan semangat juang tentara Ukraina di medan perang. Dan ini sangat penting", ujarnya.

Nauseda mendorong agar NATO dalam KTT Vilnius pada 11 dan 12 Juli mendatang, bisa memberikan  jaminan militer dan jalan keanggotaan yang mudah serta cepat bagi Ukraina setelah perang berakhir.

"Kita semua mengerti bahwa saat ini, di tengah perang, Ukraina tidak dapat segera bergabung dengan NATO. Kami mengerti itu. Ukraina mengerti itu. Tapi kita perlu membuat prosedur, bagaimana melanjutkannya," tegasnya.

Nauseda juga berharap Presiden Volodymyr Zelensky bisa muncul di acara KTT, tetapi dengan catatan organisasi pertahanan itu harus memberikan sinyal yang jelas tentang nasib Ukraina.

"Tidak ada gunanya Zelensky pergi ke Vilnius jika tidak diberi "sinyal" pada pertemuan tersebut," tuturnya.

Ukraina berulangkali menekan NATO agar memberikan kepastian tentang keanggotaan Kyiv dalam aliansi segera setelah perang berakhir.

Tetapi anggota lain seperti AS dan Jerman lebih berhati-hati. Mereka waspada terhadap tindakan apa pun
 yang berpotensi membuat perang Rusia meluas dengan negara-negara sekutu.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya