Berita

Ilustrasi/Net

Publika

3 Hari 2 Pembunuhan di Jatim

SELASA, 04 JULI 2023 | 12:54 WIB | OLEH: DJONO W OESMAN

REKOR di Jawa Timur. Selama Juni 2023 ada 19 kasus pembunuhan, dengan 24 orang tewas. Rata-rata dalam tiga hari, dua pembunuhan. Dari jumlah kasus itu, tiga belum terungkap, karena identitas korban juga belum terungkap. Polisi masih berjuang.

Fakta itu memprihatinkan, menakutkan masyarakat. Harapan masyarakat, bukan hanya keberhasilan polisi menangkap penjahat. Tapi juga mencegah, sebelum kejahatan terjadi.

Konsep Polri yang Presisi (prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan) sangat ideal. Di situ ada upaya pencegahan permasalahan. Atau pencegahan terjadi kejahatan. Maka, jumlah kasus itu terlalu banyak. Bahkan ada tiga identitas korban belum terungkap, akibat mutilasi.

Rincian pembunuhan seiring urutan waktu, begini:

1) Minggu (4/6) dua tewas dicelurit di Desa Tanah Merah, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Madura.

Di situ delapan orang jadi tersangka. Salah satunya adalah oknum anggota DPRD Bangkalan. Ia kabur dan polisi masih mengejarnya.

2) Selasa (6/6) Maimunah, 46, menggorok leher anaknya inisial NJ, 6, sampai tewas di Jember.

Maimunah lalu bunuh diri dengan menggorok leher sendiri. Tapi nyawa Maimunah bisa diselamatkan. Dia dirawat di RSUD Kalisat.

3) Selasa (6/6) Mohammad Razek, 34, warga Banyuates, Sampang, Madura, diculik, disekap, dibunuh, dikubur di Desa Ketapang Timur, Ketapang, Sampang.

Kuburan sedalam semeter itu mencurigakan. Kuburan lalu dibongkar. Kondisi mayat, kepala tertutup karung dan tangan-kaki terikat. Akhirnya, diketahui Razek dibunuh Mad Dehri, 70.

Motif: Tersangka sakit hati ke korban, karena mantan menantu tersangka diperistri korban.

4) Rabu (7/6) sopir taksi online, Apris Fajar Santoso. 29, ditemukan tewas di piket nol Desa Sumberwuluh, Pronojiwo, Lumajang.

Terungkap, Apris dibunuh Sabtu (3/6) oleh dua penumpang dan mayatnya ditemukan Rabu (7/6). Motifnya, tersangka ingin menguasai mobil korban.

5) Rabu (7/6) jenazah Mahasiswi Ubaya, Angeline, 20, ditemukan di jurang Gajah Mungkur, jalur Pacet-Cangar, Mojokerto. Terungkap, dia dibunuh Rochmad Bagus Apryatna alias Roy, 41, mantan guru musik korban di apartemen di Rungkut, Surabaya, Kamis (4/5).

Motif, tersangka Roy mau utang pada korban tapi ditolak. Sakit hati Roy membunuh korban, mencuri mobil dan HP korban.

6) Ini yang belum terungkap. Sabtu (10/6) ditemukan mayat pria termutilasi. Potongan badan dan kepala di selokan  di bawah Jalan Layang Trosobo, Sidoarjo, dibungkus tas kresek hijau.

Dua hari kemudian, potongan dua kaki ditemukan di Kenjeran Park, Surabaya. Potongan dua tangan belum ditemukan. Ini belum terungkap, karena identitas korban juga belum terungkap.

7) Selasa (13/6) jenazah siswi SMPN 1 Kemlagi Mojokerto, AF, 15, ditemukan dalam karung di parit rel kereta api Desa Mojoranu, Sooko, Mojokerto.

AE dibunuh teman sekelas inisial AB, 15, dengan cara dicekik, Senin (15/5). Setelah tewas, jasad korban diperkosa oleh AD, 19. Motif, tersangka sakit hati karena dibangunkan ditagih iuran kelas.

8) Sabtu (17/6) Husnul Khotimah (31)  membunuh dua anaknyi si sulung usia 7 tahun dan si bungsu 8 bulan. Anak yang besar dicekik. Anak yang kecil dipukul kepalanya dengan kayu.

Lalu, tersangka bunuh diri dengan cara gantung diri, tewas. Motif tidak diketahui, sebab tersangka mati.

Tapi anak nomor dua masih hidup.

9) Ini juga belum terungkap. Selasa (20/6) mayat perempuan setengah telanjang ditemukan di lahan jagung Desa Bangunrejo Kidul, Kedunggalar, Ngawi.

Polisi meyakini, itu korban pembunuhan. Sebab, lehernya terjerat, kondisi setengah telanjang. Identitas belum diketahui, maka belum terungkap.

10) Rabu (21/6) Mujiono, 36, tewas dipukul dengan kayu oleh ketua RW bernama BN, warga Desa Kesamben Kulon, Wringinanom, Gresik.

BN membunuh Mujiono karena menuduh Mujiono mencuri kunyit di kebon. Selain itu, kata tersangka, anak tersangka pernah diacungi celurit oleh korban.

11) Sabtu (24/6) Sadi, 63, warga Dusun Sumurlecen, Desa Kedawang, Nguling, Pasuruan, ditemukan tewas dalam karung. Tersangka membunuh dengan memukul kepala korban menggunakan kunci Inggris.

Motif sakit hati, pelaku terus ditagih utang oleh korban. Bukannya membayar, tersangka malah membunuh korban.

12) Minggu (26/6) Mahasiswa Unitri Malang, Kresnael Murri, 24, tewas dikeroyok lima pria. Salah satu tersangka sudah ditangkap polisi. Sisanya diminta menyerahkan diri, sebelum polisi bertindak tegas.

13) Minggu (25/6) A, 42, warga Sukun, Kota Malang, tewas ditusuk saat acara bersih desa.Korban tewas saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Tentara (RST) Dokter Soepraoen Malang.

Empat pelakunya lalu ditangkap. Pelaku melakukan pembunuhan dalam kondisi mabuk. Motifnya sakit hati karena korban dianggap menantang pelaku.

14) Senin (26/6) Santri Mojokerto berinisial MUA. 17, tewas usai mengikuti ujian kenaikan tingkat sebuah kelompok silat di Mojokerto.

Lima orang jadi tersangka. Terdiri dari 2 pria dewasa dan 3 anak di bawah umur. Di antara 5 tersangka, dua orang diduga memukuli perut korban menggunakan tongkat pramuka.

15) Selasa (27/6) Pasutri warga Desa Karetan, Purwoharjo, Banyuwangi ditemukan tewas gantung diri. Sang suami tergantung di belakang rumah. Si istri tergeletak di lantai rumah.

Ini pembunuhan. Polisi belum bisa mengungkap bagaimana si suami membunuh istrinya. Polisi juga belum mengetahui motifnya.

16) Kasus ini juga gelap. Selasa (27/6) Mayat Mr X korban pembunuhan ditemukan di Pantai Tampora, Situbondo.

Polisi menemukan tujuh luka diduga bekas senjata tajam yang ditemukan di badan korban. Di lokasi kejadian di sekitar mayat juga ditemukan bekas darah berceceran. Pun botol minuman keras dan 3 gelas.

17) Rabu (28/6) Kakak inisial SA, 35, tusuk adik, Muhammad Faisal, 25,  hingga tewas di Jalan Kunti, Kecamatan Semampir, Surabaya.

Ironisnya, korban ditusuk kakak gegara korban membela ibunya yang dibentak sang kakak.

Tersangka meminta uang ke ibunya tapi tak diberi. Tersangka lalu membentak ibunya. Korban yang tak terima membentak balik pelaku yang membuat pelaku emosi dan menusuk adiknya hingga tewas.

18) Ini juga tidak terungkap. Kamis (29/6) ditemukan mayat di pinggir jalan tol Ngawi. Polisi menduga, itu korban pembunuhan di rumah kontrakan Ponorogo.

Mayat tanpa identitas itu diperkirakan tewas 4-6 hari sebelum ditemukan. Diduga, pembunuhan terjadi Jumat (23/6). Tapi pelaku belum tertangkap.

19) Rabu (28/6) pasutri pengusaha kolam renang Tirta Mutiara Ngantru, Tulungagung ditemukan tewas di ruang karaoke pribadi. Korban diduga dibunuh dengan dijerat pada bagian leher. Mayatnya ditemukan Sabtu (29/6).

Satu pelaku yang tertangkap. Polisi masih memeriksa motifnya. Juga, menyelidiki kemungkinan ada pelaku lain.

Kasus-kasus itu penyebabnya sepele. Utang tak diberi, atau ditagih utang, atau emosi gegara tidur dibangunkan, bahkan korban menikahi bekas menantu tersangka. Hampir semua bermotif sepele.

Anggapan bahwa pembunuh punya kelainan jiwa, mungkin sudah diragukan. Karena, para tersangka tampak sadar dan normal secara psikologis.

Dr Lawrence R. Samuel dalam tulisannya berjudul “The Psychology of murder” dipublikasi di Psychology Today, 12 Maret 2022, menyebutkan, asumsi bahwa pembunuh punya kelainan jiwa, adalah anggapan ilmuwan di masa lalu. Atau kondisi di masa lalu, pembunuh umumnya orang gila. Sekarang tidak begitu.

Samuel mengutip buku The Murderer Next Door (2006) karya kriminolog Amerika Serikat (AS), David M. Buss. Itu hasil riset di AS 2006.

Bahwa 91 persen pria dan 84 persen wanita, pernah berpikir untuk membunuh seseorang. Responden di riset Buss itu 5.000 orang.

Angka itu sangat tinggi. Mengagetkan masyarakat sana, juga para ilmuwan kriminologi. Tapi itulah hasil riset kriminologi.

Angka itu menunjukkan, betapa gampangnya orang membayangkan akan membunuh orang lain. Walaupun belum dilakukan. Pastinya, mereka bukan orang gila.

Kondisi itu tentu memberatkan tugas polisi agar bertugas lebih giat lagi. Pasca HUT Bhayangkara ke 77. Bravo Polri.

Penulis adalah Wartawan Senior

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya