Anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini/RMOL
Pembakaran kitab suci Umat Islam, Alquran, di Swedia terus mendapat respons dan kecaman dari elemen masyarakat Muslim di Indonesia, salah satunya wakil rakyat di Senayan DPR.
Anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini mengutuk keras pembakaran Al Quran yang bukan pertama kali terjadi di Swedia dan beberapa negara Eropa. Ia menilai tindakan itu sangat melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia, apalagi baru saja merayakan Iduladha.
Bagi Jazuli, pembakaran kitab suci Al Quran adalah tindakan yang biadab dan tidak bisa ditolelir atas nama apapun, apalagi atas nama kebebasan berekspresi dan hak asasi.
"Swedia harus mengambil tindakan tegas agar hal itu tidak terus berulang,” jelas Jazuli, Minggu (2/7).
Politisi PKS ini mengaku menyayangkan insiden pembakaran kitab suci umat muslim dilakukan di negara maju. Seharusnya, kata Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI ini Swedia bersikap lebih dewasa dan beradab.
Kata Jazuli, peradaban tidak bisa dibangun di atas dasar kebencian dan intoleransi. Sikap hipokrit tersebut sama sekali tidak mencerminkan peradaban modern.
Sebagai negara dengan warga mayoritas muslim, Indonesia sangat kecewa atas intoleransi yang provokatif tersebut. Buktinya, protes resmi telah dilayangkan Kementerian Luar Negeri dan berbagai kalangan.
"Ini menunjukkan kecintaan Indonesia pada perdamaian dan peradaban dunia yang bermartabat,” jelas Jazuli.
Ia mengajak negara-negara Barat yang dinilai menjunjung tinggi hak asasi dan toleransi, terus meningkatkan kesadaran warganya tentang pentingnya toleransi. Termasuk, melawan segala bentuk Islamophobia dan phobia pada agama apapun di dunia.
"Seluruh warga masyarakat dunia harus kompak mengutuk hal-hal yang bisa memicu konflik horizontal,” pungkas Jazuli.