Arab Saudi mendeklarasikan keberhasilannya dalam menyelenggarakan ibadah haji untuk tahun ini, 1444 H/ 2023 M.
Kerajaan Arab Saudi pada Jumat (30/6) mengatakan tidak ada penyakit atau risiko kesehatan yang dilaporkan selama penyelenggaraan haji. Di samping itu, jumlah jemaah haji juga telah kembali ke era pra-pandemi.
Setelah penyelenggaraan ibadah haji, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Pengeran Abdulaziz bin Saud melakukan pertemuan dengan berbagai kementerian dan lembaga, termasuk sektor keamanan untuk evaluasi.
Dimuat
Asharq Al Awsat, Pangeran Abdulaziz menekankan bahwa kohesi antara sektor militer dan keamanan telah sangat membantu dalam memastikan keberhasilan haji.
Dia menggarisbawahi pentingnya teknologi canggih dalam membantu aparat keamanan dalam menjalankan tugasnya, seperti penggunaan AI
(artificial intelligence).
Menteri Kesehatan Fahad bin Abdurrahman Al-Jalajel juga menyatakan keberhasilan sektor kesehatan untuk haji. Dia memuji peran Komite Haji Tertinggi, yang diketuai oleh Pangeran Abdulaziz, dalam mengatasi semua tantangan kesehatan.
Selain itu, dia memuji tindak lanjut Pangeran Khalid bin Faisal bin Abdulaziz, penasehat Penjaga Dua Masjid Suci dan Gubernur wilayah Mekah.
Al-Jalajel mengatakan lebih dari 36 ribu pegawai sektor kesehatan, didukung oleh 7.600 sukarelawan, dikerahkan di tempat suci selama haji.
Lebih dari 400 ribu jemaah menerima layanan kesehatan selama haji. Lebih dari 50 operasi jantung terbuka dilakukan, lebih dari 1.600 sesi cuci darah diadakan, dan lebih dari 4.000 jemaah menerima layanan virtual dari rumah sakit virtual.
Selain itu, lebih dari 8.000 kasus serangan panas dirawat. Dia mencatat bahwa kampanye kesadaran kesehatan yang diadakan selama haji membantu membatasi jumlah kasus serangan panas.