Presiden AS Joe Biden/Net
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membuat pernyataan mengejutkan dengan menyebut Taliban telah membantu Washington untuk mengakhiri ancaman kelompok teror Al Qaeda.
Pernyataan Biden itu berbanding terbalik dengan laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang menyebut Taliban masih mempertahankan hubungan kuat dan simbolis dengan Al Qaeda.
Pernyataan Biden muncul sebagai jawaban dari pertanyaan selama konferensi pers pada Jumat (30/6). Ketika itu seorang reporter bertanya apakah Biden mengakui kesalahannya dalam menarik pasukan AS dari Afghanistan pada tahun 2021.
"Tidak, tidak. Semua bukti akan terungkap," jawab Biden, menurut transkrip Gedung Putih.
"Apakah Anda ingat apa yang saya katakan tentang Afghanistan? Saya katakan Al Qaeda tidak akan ada di sana. Saya katakan itu tidak akan ada. Saya katakan kami akan mendapat bantuan dari Taliban. Apa yang terjadi sekarang? Apa yang terjadi? Saya benar," tambahnya, seperti dikutip
Wion News, Minggu (2/7).
Pertanyaan terhadap Biden itu dipicu oleh laporan Departemen Luar Negeri AS yang dirilis pada Jumat. Laporan menyalahkan pemerintahan Donald Trump dan Biden atas kekacauan yang terjadi selama minggu-minggu terakhir penarikan AS dari Afghanistan dan selanjutnya pengambilalihan kekuasaan oleh kelompok garis keras Taliban.
Pada Sabtu (1/7), Taliban merespons pernyataan Biden.
"Kami menganggap pernyataan Presiden AS Joe Biden tentang tidak adanya kelompok bersenjata di Afghanistan sebagai pengakuan atas kenyataan," kata Kementerian Luar Negeri Taliban.
Taliban juga menyebut pernyataan Biden membantah laporan baru-baru ini oleh Tim Pemantau Sanksi PBB yang menuduh kehadiran dan operasi lebih dari 20 kelompok bersenjata di Afghanistan.
Sebuah laporan PBB mengatakan ada indikasi kelompok bersenjata seperti Al Qaeda sedang membangun kembali kekuatan di Afghanistan dengan menyoroti kedekatan kelompok tersebut dengan Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP).
Laporan tersebut menyoroti bahwa kelompok teroris sekarang dapat beroperasi secara bebas di bawah otoritas Taliban di Afghanistan, dan dengan demikian menimbulkan ancaman terorisme yang signifikan di negara tersebut dan wilayah yang lebih luas.