Aksi unjuk rasa mendukung referendum pengakuan masyarakat pribumi di Australia/Net
Ribuan orang turun ke jalan-jalan Australia pada Minggu (2/7) untuk mendukung referendum yang mengubah konstitusi agar masyarakat adat memiliki suara politik.
Aksi ini diinisiasi oleh kelompok Yes23. Mereka menggelar 25 aksi nasional untuk mengkampanyekan gerakan ini. Diperkirakan ada 3.000 orang yang mengikuti aksi di Sydney, dan total hingga 25 ribu orang secara nasional.
Para pengunjuk rasa mengenakan kaus bertuliskan "Pilih Ya" dan topi bertuliskan "Pernyataan Uluru", merujuk pada dokumen penting yang menyerukan Suara Pribumi.
Dimuat
Reuters, referendum kemungkinan akan diadakan antara bulan Oktober hingga Desember. Referendum ini berusaha mengubah konstitusi dan membentuk badan penasihat bernama Suara Pribumi untuk Parlemen. Itu agar masyarakat pribumi, seperti orang-orang Aborigin dan Kepulauan Selat Torres, dapat memberikan suara secara langsung dalam proses politik.
Pemerintah Buruh kiri-tengah Perdana Menteri Anthony Albanese mendukung perubahan itu, sementara oposisi Liberal-Nasional konservatif menolaknya.
Menurunnya dukungan terhadap referendum tersebut membuat aksi unjuk rasa bermunculan.
“Acara komunitas ini adalah kesempatan bagi orang untuk berkumpul dan mendapatkan informasi berharga tentang pentingnya referendum akhir tahun ini,” kata direktur kampanye Yes23, Dean Parkin.
Jajak pendapat menunjukkan, dukungan terhadap referendum tersebut turun untuk pertama kalinya, dari 51 persen menjadi 49 persen.
Mereka yang menolak referendum ini juga datang dari beberapa orang pribumi, dengan menyebut proposal tersebut kurang detail dan bisa memecah belah.
Penduduk asli Australia, yang merupakan 3,8 persen dari populasi. Mereka kerap menghadapi kerugian termasuk diskriminasi.