Berita

Raja Belanda Willem-Alexander dalam pidatonya dalam acara "Keti Koti" di Oosterpark, Amsterdam pada Sabtu, 1 Juli 2023/Net

Dunia

Raja Belanda Minta Maaf atas Perbudakan Era Kolonial

MINGGU, 02 JULI 2023 | 07:35 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kerajaan Belanda akhirnya mengeluarkan permintaan maaf bersejarah atas tindakan perbudakan tidak manusiawi yang dilakukan semasa kolonialisme.

Permintaan maaf ini disampaikan oleh Raja Belanda Willem-Alexander dalam pidatonya dalam acara "Keti Koti" di Oosterpark, Amsterdam pada Sabtu (1/7). Keti Koti yang berarti "mematahkan rantai" digelar untuk memperingati 150 tahun penghapusan perbudakan di bekas jajahan Belanda.

Acara itu dihadiri oleh ribuan keturunan budak dari negara-negara Amerika Selatan seperti Suriname, hingga Kepulauan Karibia. Banyak peserta mengenakan pakaian warna-warni Suriname.


"Hari ini saya berdiri di sini di depan Anda sebagai raja dan bagian dari pemerintah. Hari ini saya secara pribadi meminta maaf," ujarnya yang disambut sorak sorai, seperti dimuat AFP.

Permintaan maaf ini muncul setelah Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyampaikan secara resmi atas nama pemerintah pada Desember lalu.

"Perdagangan budak dan perbudakan diakui sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. (Tapi) para raja dan penguasa House of Orange tidak mengambil langkah untuk menentangnya," tutur raja.

"Hari ini, saya meminta maaf atas tindakan tersebut," imbuhnya.

Meski mendapat sambutan positif, namun banyak yang mengatakan mereka ingin Belanda membayar kompensasi.

"Mungkin sekarang (raja) bisa melakukan sesuatu untuk orang kulit hitam," kata Abmena Ryssan, 67 tahun.

"Kami membutuhkan pertanggungjawaban," tambah Lulu Helder, seorang guru yang nenek moyangnya adalah budak.

Perdagangan Budak dan Black Lives Matter

Di era kolonial, Belanda dikenal dengan perdagangan budaknya. Bahkan perdagangan budak telah mengubah Belanda menjadi salah satu negara terkaya di dunia.

Sebuah studi yang dirilis pada bulan Juni menemukan bahwa keluarga kerajaan memperoleh 545 juta euro atau setara dengan Rp 8,9 triliun pada 1675 hingga 1770 dari hasil perdagangan budak di berbagai belahan dunia.

Nenek moyang raja saat ini, Willem III, Willem IV, dan Willem V, termasuk di antara penghasil terbesar dari sistem perbudakan tersebut.

Pada abad ke-16 hingga ke-17, Belanda mengirimkan sekitar 600 ribu orang Afrika sebagai bagian dari perdagangan budak, sebagian besar ke Amerika Selatan dan Karibia.

Hal ini membuat Belanda disorot ketika perdebatan mengenai gerakan Black Lives Matter muncul di Amerika Serikat.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya