Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

AS: Tanpa Misi Perdamaian PBB, Posisi Wagner di Mali Menguntungkan

SABTU, 01 JULI 2023 | 22:17 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kepergian pasukan perdamaian PBB dari Mali, disinyalir erat kaitannya dengan pengaruh signifikan yang dimiliki tentara bayaran Wagner di negara Afrika Barat tersebut.

Begitu disampaikan Jurubicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (1/7), menyusul berakhirnya misi Dewan Keamanan PBB di Mali atau biasa disebut (MINUSMA) pada Jumat (30/6).

Kirby menuduh pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin menggunakan pengaruhnya dan mendorong pemerintah Mali untuk menghentikan MINUSMA.

"Kami tahu bahwa pejabat senior Mali bekerja sama dengan Prigozhin untuk memberi tahu sekretaris jenderal PBB agar menarik pasukan MINUSMA," ungkapnya, seperti dimuat Reuters.

Menurut penuturan Kirby, keluarnya MINUSMA dari Mali akan menguntungkan posisi Wagner.

"Wagner mendorong kepergian misi PBB untuk memajukan kepentingan mereka," tegasnya.

Di sisi lain, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Anna Evstigneeva mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Mali telah membuat keputusan tersebut secara berdaulat.

"Kami mendukung penuh aspirasi Mali untuk mengambil tanggung jawab penuh dalam menstabilkan negara mereka," ujarnya.

Mali telah berjuang untuk membendung kelompok terorisme jihadis yang berakar setelah pemberontakan tahun 2012.

Kemudian pada 2013, Dewan Keamanan mengerahkan MINUSMA pertama kali dikerahkan untuk mendukung upaya asing dan lokal dalam memulihkan stabilitas.

Kendati demikian, situasi tidak kunjung stabil, bahkan kudeta militer Mali terjadi sebanyak dua kali pada 2020 dan 2021.

Pada Jumat (30/6), DK PBB dengan suara buat memilih untuk mengakhiri misi penjaga perdamaian selama yang telah mereka lakukan selama satu dekade, setelah junta Mali tiba-tiba meminta pasukan berkekuatan 13.000 orang itu pergi.

Penarikan pasukan MINUSMA dikhawatirkan dapat memperburuk situasi keamanan Mali yang memiliki perlengkapan militer tidak memadai, sementara sekitar 1.000 pasukan Wagner berada di sana.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya