Berita

Pemberian izin aksi pembakaran Al Quran yang dilakukan Kepolisian Swedia berpotensi menimbulkan ketegangan dengan Turkiye/Net

Dunia

Rencana Aksi Pembakaran Al Quran di Swedia Berpotensi Kobarkan Ketegangan Baru dengan Turkiye

KAMIS, 29 JUNI 2023 | 01:57 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Keputusan polisi Swedia kembali mengizinkan aksi demo dengan membakar Al Quran di Stockholm diperkirakan akan menuai kontroversi. Bahkan bisa langsung meningkatkan ketegangan dengan Turkiye.

Aksi protes ini dijadwalkan dilakukan di depan masjid utama ibukota Swedia itu, bertepatan dengan perayaan Iduladha pada Kamis (29/6)

Meskipun aksi protes tersebut dikabarkan hanya melibatkan dua orang, namun pemberian izin tersebut berpotensi kembali mempengaruhi hubungan antara Swedia dan Turkiye, yang saat ini sedang menunggu keputusan Ankara untuk menyetujui keanggotaan Stockholm di NATO.

Pada awal tahun ini, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengancam tidak akan mendukung tawaran keanggotaan Swedia di NATO kalau negara tersebut tidak menunjukkan rasa hormat terhadap Turkiye dan umat Muslim.

Pernyataan itu muncul setelah seorang politikus sayap kanan Swedia membakar Al Quran di dekat kedutaan Turki di Stockholm.

Seperti dikutip Politico EU pada Rabu (28/6), sebelum mengizinkan aksi tersebut, polisi Swedia  telah menyadari bahwa izin untuk pembakaran Al Quran itu akan memengaruhi hubungan dengan negara-negara lain.

"Pembakaran itu mungkin memiliki konsekuensi kebijakan luar negeri, tetapi protes tersebut tidak dapat ditolak," dalih kepolisian Swedia.

Mengacu pada hukum di Swedia, pengadilan negara itu sebelumnya telah membatalkan keputusan polisi untuk melarang demonstrasi anti-Quran, dengan dalih tindakan itu dilindungi hukum kebebasan berbicara yang dianut di sana.

Sejauh ini Swedia telah menunggu dukungan dari Turkiye untuk  dapat menjadi anggota dari aliansi militer NATO, yang diperkirakan akan disepakati pada Juli mendatang dalam KTT di Lithuania.

Namun, keputusan memberi izin aksi pembakaran Al Quran ini telah menimbulkan tantangan baru yang lebih luas kepada negara tersebut dalam proses keanggotaannya di NATO.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya