Berita

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, saat menyampaikan kuliah umumnya di Universitas Pertahanan Republik Indonesia/Ist

Dunia

Sering Disalahgunakan, Mantan PM Malaysia Dorong Penghapusan Hak Veto PBB

SELASA, 27 JUNI 2023 | 17:33 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Hak veto di Dewan Keamanan PBB seringkali disalahgunakan untuk kepentingan negara-negara besar di dunia, yang melanggar prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.

Hal tersebut disampaikan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, dalam kuliah umumnya di Universitas Pertahanan Republik Indonesia.

Menurutnya, PBB perlu untuk menghapus hak veto, sebagai sebuah langkah menuju lembaga yang lebih demokratis.

“Sekarang adalah waktunya hak veto dihapuskan. Sebagai organisasi yang membawa semangat dan lambang demokrasi kepada dunia, PBB perlu kembali kepada landasan pendiriannya," ujarnya.

Dia juga menyoroti bahwa hak veto di DK PBB sejauh ini tidak berhasil menyelesaikan konflik, karena lebih banyak mementingkan kepentingan para anggota di dalamnya.

Ia mencontohkan konflik berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyelesaian hingga saat ini.

Dalam pandangannya, Ismail Sabri menolak konsep "keamanan sedunia" yang bergantung pada kekuatan senjata atau perang untuk mencapai perdamaian.

Menurutnya, saat ini PBB seharusnya perlu untuk mendorong semua pemimpin dunia untuk mencari solusi dalam mengatasi konflik dan perang, bukan menciptakan lebih banyak kehancuran bagi umat manusia.

Untuk itu, dalam kuliah umum tersebut, Ismail Sabri mengusulkan agar PBB mengambil langkah seperti ASEAN yang membentuk "Keluarga Dunia" yang saling berhubungan erat.

Dalam konteks ini, Ismail Sabri juga menceritakan tentang bagaimana lahirnya Keluarga ASEAN yang ia usulkan saat KTT ASEAN pada Oktober 2021 lalu.

Menurutnya, dengan inisiatf itu, negara-negara ASEAN menjadi dapat menjalin hubungan yang lebih dekat satu sama lain, untuk mencegah timbulnya kecurigaan dan ketidakpercayaan sehingga banyak kebaikan yang akan dicapai oleh negara-negara anggota itu.

Kekeluargaan ASEAN, menurutnya, dicapai melalui keramahan, bukan melalui kekuatan militer. Namun hal tersebut bermanfaat untuk mengubah pengeluaran negara yang tidak produktif menjadi sebaliknya.

Sebagai contoh, anggaran besar yang dialokasikan untuk pertahanan dapat digunakan untuk memberikan pendidikan gratis kepada pelajar atau layanan kesehatan gratis bagi rakyat.

“Meskipun kita ditekan oleh kekuatan besar dan tidak memiliki kekuatan militer, tetapi jika kita bersatu sebagai satu keluarga besar ASEAN, orang luar akan menghormati kita. Ibarat lidah yang mudah patah, jika diikat dengan kepalan tangan, sulit untuk dipatahkan,” pungkasnya.

Pidato inspiratif yang diberikan Ismail Sabri ini mendorong pemikiran dan diskusi tentang pentingnya kerjasama, penghapusan penyalahgunaan hak veto, serta upaya mencapai kedamaian dan keamanan dunia melalui diplomasi dan dialog yang lebih erat antara negara-negara.

Populer

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

Polri Gandeng INASSOC Sosialisasikan Aturan Penggunaan Airsoft Gun

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:34

Wamenkop Ferry Juliantono Ingin Gapoktan Naik Kelas

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:33

Kontrol Sipil ke Militer Harus Objektif, Jangan Pragmatis

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:23

Warga Jakarta Diminta Waspada Cuaca Ekstrem

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:12

Hasto Siap Sampaikan Eksepsi Pekan Depan

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:51

Sidang Perdana Duterte di ICC, Momen Bersejarah bagi Keadilan Internasional

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:30

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:23

Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik dari Rp71 Triliun Jadi Rp171 Triliun

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:17

Pengamat: Bagaimana Mungkin Seorang Teddy Dilantik jadi Seskab?

Jumat, 14 Maret 2025 | 13:59

Korsleting Baterai Jadi Penyebab Kebakaran Air Busan

Jumat, 14 Maret 2025 | 13:54

Selengkapnya