Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno/Net
Keputusan Parlemen Rusia untuk menetapkan tanggal 3 September sebagai Hari Peringatan Kekalahan Militer Jepang dan akhir dari Perang Dunia II, mendapat kecaman keras dari pemerintahan di Tokyo.
Pada Senin (26/6), Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno menyebut pihaknya telah mengajukan protes terhadap RUU yang mengesahkan tanggal tersebut.
Menurutnya, kebijakan Rusia hanya akan membangkitkan kebencian di antara rakyat kedua negara.
"Kami sangat menyesalkan keputusan Rusia. Itu tidak hanya membangkitkan sentimen anti-Jepang di kalangan rakyat Rusia, tetapi juga dapat menimbulkan sentimen anti-Rusia di kalangan rakyat Jepang," jelas Matsuno, seperti dimuat
Bloomberg.
Tanggal 3 September adalah hari di mana Jepang resmi menyerah dalam Perang Dunia II, dan mengakhiri perang di Asia dan Pasifik.
Jepang dan Rusia tidak pernah menandatangani perjanjian damai setelah perang karena sengketa teritorial atas empat pulau di utara Hokkaido, yang dikuasai Rusia tetapi diklaim oleh Jepang.
Pada 21 Juni lalu, Duma negara Rusia mengesahkan RUU peringatan 3 September dengan perolehan 424 suara mendukung dan satu abstain.
RUU itu akan menjadi resmi setelah disetujui oleh Dewan Federal, atau majelis tinggi parlemen, dan ditandatangani Presiden Vladimir Putin.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova akhir pekan lalu, menjelaskan bahwa RUU tersebut ditujukan sebagai penghargaan untuk mengenang mereka yang berjuang melawan fasisme dan pengingat bagi mereka yang berusaha mengubah sejarah masa lalu.
Salah satu penulis RUU mengatakan kebijakan itu dibuat untuk membalas Jepang karena telah menjatuhkan sanksi pada Rusia selama perang Ukraina.