Berita

Kepala Wagner, Yevgeny Prigozhin dan Presiden Rusia, Vladimir Putin/Net

Dunia

Pengamat: Pemberontakan Wagner Bisa Picu Lebih Banyak Gerakan Anti-Putin

SENIN, 26 JUNI 2023 | 14:16 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pemberontakan Wagner akhir pekan lalu berhasil digagalkan dalam waktu yang cukup singkat. Pemimpin mereka, Yevgeny Prigozhin bersedia menarik pasukannya dan diasingkan ke Belarusia.

Sebagai gantinya, pemerintah Rusia tidak akan menjatuhkan tuntutan atau hukuman apa pun terhadap Bos Wagner.

Kendati demikian, pakar Kebijakan Luar Negeri Rusia dan peneliti nonresiden di Dewan Atlantik, Mark N. Katz menilai aksi pemberontakan tidak akan berakhir dengan mudah.

Sebab, kudeta yang gagal oleh Wagner dan konsekuensi hukuman ringan yang mereka dapatkan nyatanya membawa tantangan baru bagi Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"Orang lain di dinas keamanan mungkin mencoba melakukan hal serupa karena mereka merasa bahwa bayaran untuk kegagalan kudeta mereka tidak terlalu mahal," ungkapnya.

Menurut Katz, bisa saja petinggi militer dari unit lain melakukan perlawanan agar mereka bisa dipensiunkan ke Belarusia.

Merujuk pada pernyataan Presiden AS Joe Biden dan Peneliti Pusat Analisis Kebijakan Eropa (CEPA), Ivan Fomin, Katz menyoroti lemahnya kekuatan Putin usai dikudeta.

"Penggunaan tentara swasta seperti Wagner pada dasarnya melemahkan monopoli negara. Kremlin menyadari ancaman ini. Tapi, seperti yang bisa kita lihat, Rusia tidak lagi dapat menanganinya secara efektif," ungkapnya.

Lebih lanjut, Katz menilai, intervensi Presiden Belarusia, Aleksander Lukashenko dalam mengakhiri pemberontakan Wagner, menjadi salah satu sumber rasa malu bagi Putin.

"Lukashenko dikenal sangat bergantung pada Putin. Namun setelah upaya negosiasi dengan Wagner berhasil, Putin kemungkinan bergantung pada Lukashenko," jelasnya.

Menurut Katz, setelah Prigozhin diasingkan ke Belarusia, maka kendali Wagner diperkirakan beralih ke tangan Lukashenko.

"Jika Bos Wagner bertahan lama di pengasingan, Lukashenko dapat menggunakannya sebagai ancaman jika Putin melakukan sesuatu yang tidak Belarusia suka," kata Katz.

Ini bisa menjadi daya tawar Lukashenko untuk mencegah Rusia memaksa tentara Belarusia ikut dalam perang Ukraina.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya