Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pemberontakan Wagner di Rusia Ancam Prospek Keamanan Afrika

MINGGU, 25 JUNI 2023 | 08:37 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Keamanan beberapa negara Afrika, seperti Mali dan Republik Afrika Tengah (CAR), menjadi terancam sejak pemberontakan tentara bayaran Wagner meletus di Rusia pada Sabtu (24/6).

Selama bertahun-tahun, Wagner telah memainkan peran yang semakin penting dalam konflik internal dan jaminan keamanan militer di negara Afrika.

Terkait dengan pemberontakan Wagner akhir pekan ini, pemerintah Mali dan CAR menolak mengomentari kekacauan tersebut.


Kendati demikian, menurut analis politik Mali Bassirou Doumbia, kedua negara diperkirakan mendukung Presiden Vladimir Putin karena hubungan dekat yang terjalin selama ini.

"Perjanjian kerja sama militer Mali dan CAR dilakukan dengan pemerintah Rusia, bukan dengan Wagner," ungkapnya, seperti dimuat Al Jazeera.

Namun tetap saja, kata Doumbia, apapun yang terjadi pada Wagner di Rusia, akan membawa dampak signifikan pada operasi tentara bayaran tersebut di Afrika.

"Kehadiran (Wagner) di Mali disponsori oleh Kremlin dan jika kelompok itu berselisih dengan Kremlin, tentu saja Mali akan menanggung konsekuensi di bidang keamanan,” jelasnya.

Sejalan dengan pengamat Mali, dosen senior di Brussels School of International Studies, Yvan Guicaoua menyebut keamanan Mali bergantung pada perkembangan konflik Wagner dan Presiden Putin.

"Mali benar-benar bergantung pada situasi internal Rusia. Ini akan berpengaruh terhadap otonomi organisasi Wagner dan rantai komando mereka di Afrika," ungkap Guicaoua.

Sejauh ini, Guicaoua mengklaim belum ada laporan tentang pergerakan pasukan Wagner yang tidak terduga di wilayah Mali sejak pemberontakan meletus.

Sejak 2018, Mali bekerjasama dengan Wagner untuk melawan kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan ISIS dan al-Qaeda.

Dikatakan pasukan Rusia memang tidak terjun langsung, tetapi pasokan senjata canggih terus mengalir ke Mali. Kehadiran Wagner di negara tersebut juga diklaim hanya membantu melatih pasukan saja.

Kendati demikian, peran besar Rusia di dalam Mali ternyata memperburuk hubungan dan mengasingkannya dari PBB dan Barat.

Prancis yang tidak terima tentaranya ditendang dari Mali juga kerap menuduh para pejuang Wagner melakukan kemungkinan kejahatan perang bersama tentara lokal.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya