Nederlands Instituut voor Militaire Historie (NIMH) menerima tim Dinas Sejarah Angkatan Laut yang dipimpin Laksamana Pertama Hariyo Poernomo, di Den Haag/Ist
Pusat Sejarah Militer Belanda atau Nederlands Instituut voor Militaire Historie (NIMH) menawarkan kerja sama dengan Dinas Sejarah Angkatan Laut.
Penawaran kerja sama disampaikan Deputi Bidang Layanan Operasional NIMH, Dr Erwin Van Loo, kepada Tim Riset Sejarah TNI AL yang dipimpin Kadisjarahal, Laksamana Pertama Hariyo Poernomo, di Den Haag, Belanda, pekan ini.
Pada kesempatan itu Laksma Hariyo menyatakan, Indonesia dan Belanda memiliki ikatan sejarah kuat, termasuk kedua angkatan laut.
"Kehadiran tim Disjarahal di NIMH untuk riset arsip tentang kebijakan dan operasi-operasi angkatan laut Belanda pada kurun waktu 1945-1962," tulis rilis dari Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, yang diterima redaksi, Sabtu (24/6).
Tentang tawaran kerjasama dari pihak NIHM, Laksma Hariyo mengatakan, pihaknya menyambut baik dan akan melapor kepada pemimpin TNI AL, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali.
Selain memiliki sejarah panjang, Laksma Hariyo menilai pusat kesejarahan Belanda memiliki reputasi baik dalam bidang riset, dokumentasi, kearsipan, penulisan dan publikasi sejarah untuk kepentingan militer maupun publik.
Selama berada di NIMH, Tim Disjarahal jugu berdiskusi sejarah operasi angkatan laut pada masa perang kemerdekaan 1945-1949, pertempuran Laut Arafuru 1962, pengelolaan dokumentasi literer dan audio visual, riset sejarah dan publikasi hasil-hasil riset dalam bentuk penerbitan buku, hingga fakta-fakta baru terkait peristiwa-peristiwa bersejarah itu.
Pada kesempatan itu NIMH juga menyerahkan sejumlah peta laut zaman kolonial Belanda serta buku-buku hasil riset yang telah mereka hasilkan.