Perdana Menteri Qatar sekaligus Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani melakukan kunjungan di Moskow, Rusia/Net
RMOL. Seperti harapan banyak negara lain, Qatar mendukung upaya damai dalam konflik Ukraina.
Perdana Menteri Qatar sekaligus Menteri Luar Negeri (Sheik) Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani menekankan agar Ukraina dan Rusia tidak mengambil langkah apa pun yang dapat mengarah pada eskalasi, dan segera menempuh pembicaraan untuk penyelesaian konflik.
Selama pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Moskow pada Kamis (22/6), Sheikh Mohammed menyampaikan posisi Qatar dalam konflik Ukraina.
"Dalam pertemuan tersebut, Yang Mulia Sheikh Mohammed menegaskan kembali posisi Negara Qatar dalam mendukung semua upaya internasional untuk menemukan solusi damai untuk krisis Rusia-Ukraina," isi pernyataan di situs Kementerian Luar Negeri Qatar, seperti dikutip dari
TASS."Posisi Qatar adalah mendukung upaya damai melalui dialog dan sarana diplomatik, dan menghindari eskalasi lebih lanjut," kata Kementerian.
Kedua petinggi itu juga membahas hubungan bilateral dan sejumlah masalah regional dan internasional, termasuk juga tentang nuklir Iran, perkembangan di Palestina, Yaman dan Suriah.
Sheikh Mohammed tiba di Moskow pada Rabu (21/6) untuk kunjungan kenegaraan. Di hari pertamanya, ia melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin. Kerja sama Rusia dan Qatar dalam proyek bersama senilai 160 miliar rubel atau sekitar 1,9 miliar dolar AS menjadi fokus utama.
Pada Kamis, sebelum berbicara dengan Lavrov, Sheikh Mohammed melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kepada Putin, Perdana Menteri Qatar menegaskan bahwa Doha bermaksud untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan Moskow di berbagai bidang, menekankan bahwa Qatar dan Rusia memiliki kepentingan bersama di bidang ketahanan energi dan pangan.