Berita

Donald Trump dan Vladimir Putin/Net

Dunia

Mengaku Berteman Baik dengan Putin, Trump Yakin Mampu Selesaikan Konflik Ukraina dalam 24 Jam

RABU, 21 JUNI 2023 | 08:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Konflik antara Rusia dan Ukraina tidak akan terjadi dan akan selesai hanya dalam waktu satu hari seandainya Donald Trump masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. Begitu pengakuan mantan presiden AS dalam pernyataan terbarunya.

Berbicara selama wawancara dengan Fox News awal pekan ini, Trump sesumbar bahwa dia telah berhasil mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerang Kyiv.

“Dia tidak akan melakukannya jika itu aku. Dia melakukannya setelah saya pergi,” kata Trump kepada mengacu pada Putin, seperti dikutip dari RT, Selasa (20/6).

“Saya pikir dia tidak akan melakukannya. Dengar, saya sudah berbicara dengannya. Saya bilang begini; 'Jika Anda melakukannya, akan ada neraka yang harus dibayar. Ini akan menjadi bencana. Jangan lakukan itu'," kata Trump.

“Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan bertindak. Lalu berkata, 'Tidak, tidak, tidak, kamu tidak akan'. Saya pun bilang begini; 'Saya akan, Vladimir, saya akan (bertindak)!" kata Trump.

Trump mengatakan dia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Putin ketika dia menjabat, dan juga bergaul dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dalam wawancaranya Trump sempat ditanya apakah dia yakin Ukraina adalah negara yang terpisah dari Rusia.

“Ini adalah negara yang terpisah, tetapi pada satu titik itu bukan negara yang terpisah dan Putin menyukainya seperti itu,” jawabnya.

Trump menolak untuk membahas rincian penyelesaian politik yang ia usulkan, mengatakan bahwa hal itu akan menghalangi pembicaraan yang sebenarnya, dan mengulangi bahwa dia dapat menghentikan konflik dalam waktu 24 jam.

“Itulah yang saya lakukan. Saya menjadi sangat kaya dengan melakukan transaksi. Sangat kaya,” kata Trump.

“Saya akan membuat kesepakatan dengan sangat cepat. Dan tahukah Anda? Kematian akan berhenti, dan kehancuran akan berhenti karena, lihat, Ukraina telah musnah," katanya.

Pemerintah Hongaria telah mendukung tesis Trump dengan alasan konflik tidak akan meningkat seandainya Trump menjabat, dan hanya dengan kembalinya Trump ke Gedung Putih maka perdamaian akan terwujud di Ukraina.

Sementara itu, Zelensky dalam sebuah wawancara baru-baru ini mengatakan kepada NBC News bahwa dia skeptis terhadap klaim Trump, dan bahwa tidak seorang pun di dunia ini dapat mengakhiri perang dengan hanya berbicara kepada Putin.

“Mengapa dia tidak melakukan itu sebelumnya? Dia adalah presiden ketika perang sedang berlangsung di sini,” kata Zelensky, mengacu pada permusuhan yang pertama kali pecah pada tahun 2014, setelah kudeta yang didukung AS di Kyiv.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, setelah AS dan NATO menolak proposal jaminan keamanannya. Putin berpendapat bahwa Barat memaksa tangannya dengan mengubah Ukraina menjadi rezim anti-Rusia yang bersenjata lengkap.

Tahun lalu, mantan pemimpin Jerman dan Prancis mengakui bahwa gencatan senjata Minsk 2015 hanyalah taktik untuk mengulur waktu bagi Ukraina untuk mempersiapkan perang. 

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

UPDATE

Komisi IV DPR Dukung Penuh Swasembada Pangan, Tapi Ingatkan soal Evaluasi

Selasa, 05 November 2024 | 23:52

Menkomdigi Diminta Dalami Modus Judol Pakai Pulsa

Selasa, 05 November 2024 | 23:16

Jerat Judol Pegawai Komdigi, Hardjuno: Bukti Penyimpangan Serius dan Kental Budaya Koruptif

Selasa, 05 November 2024 | 23:13

Pro dan Kontra Sistem Pemungutan Suara AS

Selasa, 05 November 2024 | 23:12

Dukung Swasembada Pangan, Legislator PKB Ini Wanti-Wanti Prabowo

Selasa, 05 November 2024 | 23:04

Tak Lagi Menghuni Senayan, Ini Seruan Kader Senior PPP

Selasa, 05 November 2024 | 23:01

Di Hadapan Dewa Siwa, Warga India Doakan Kemenangan Kamala Harris

Selasa, 05 November 2024 | 22:47

Biden Pantau Pertarungan Trump Vs Harris di Gedung Putih

Selasa, 05 November 2024 | 22:25

Pilpres AS: Warga Berduyun-duyun ke TPS Sejak Jam 6 Pagi

Selasa, 05 November 2024 | 22:16

Bertemu KPK, Maruarar Sirait Minta Aset Koruptor Diinventarisir untuk Perumahan Rakyat

Selasa, 05 November 2024 | 22:15

Selengkapnya