Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Demi Percepat Pemilu Libya, PBB Intensifkan Negosiasi

SELASA, 20 JUNI 2023 | 13:42 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akan meningkatkan intensitas negosiasi dengan pihak-pihak yang bertikai di Libya untuk dapat segera melaksanakan pemilu di negara tersebut.

Hal itu disampaikan oleh Utusan Khusus PBB untuk Libya, Abdoulaye Bathily, yang menyampaikan harapannya agar penyelesaian akhir terkait masalah-masalah yang menghalangi jalannya pemilu di negara Afrika Utara itu, dapat segera dicapai dalam beberapa bulan mendatang.

Menurutnya proses politik di Libya kini telah mencapai titik kritisnya. Untuk itu, dalam mengakhiri krisis tersebut, menurutnya Dewan Keamanan PBB perlu mengakhiri status quo di negara itu, serta meningkatkan tekanannya pada partai, dan membuka dialog.


"Saya berencana meningkatkan negosiasi yang melibatkan pemangku kepentingan utama atau perwakilan yang terpercaya untuk mencapai penyelesaian akhir tentang masalah-masalah yang diperdebatkan, sehingga rancangan undang-undang dapat diterapkan dan pemilihan yang sukses dapat dilaksanakan melalui kesepakatan politik yang inklusif," ujarnya.

Sejak 6 Juni lalu, Libya dikabarkan tengah mengintensifkan rancangan undang-undang untuk pemilihan presiden dan parlemen. Namun RUU itu masih terus diperdebatkan oleh kelompok yang bertikai, sehingga saat ini, belum ada tanggal pasti yang ditetapkan untuk pemilu berikutnya di Libya.

Seperti dimuat Al Arabiya pada Selasa (20/6), menurut Bathily, ada empat masalah yang diperbincangkan dalam rancangan undang-undang itu, yaitu mengenai kriteria kelayakan calon presiden, pemungutan suara putaran kedua, tidak ada pemilihan parlemen jika pemilihan presiden gagal di putaran pertama, dan pembentukan pemerintahan sementara baru sebelum pemilu.

Tanpa capaian kesepakatan atas isu-isu tersebut, pemilihan di Libya disebut berisiko terjebak kembali dalam situasi buntu seperti yang terjadi pada 2021 lalu, yang berpotensi menyebabkan polarisasi dan destabilisasi yang lebih besar di negara itu.

Libya, yang merupakan negara kaya minyak, jatuh ke dalam kekacauan setelah pemberontakan yang didukung oleh NATO menggulingkan dan membunuh mantan diktator Moammar Gadhafi pada tahun 2011.

Pasca-revolusi, negara itu terpecah menjadi pemerintahan yang bersaing di bagian timur dan barat, yang didukung oleh milisi-milisi dan pemerintah asing.

Krisis politik kemudian terjadi di negara itu, setelah mereka gagal mengadakan pemilu pada 24 Desember 2021, dan penolakan Perdana Menteri Abdul Hamid Dbeibah, yang memimpin pemerintahan transisi di ibu kota Tripoli diminta mundur.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya