Berita

Menlu Singapura Vivian Balakrishnan dan Menlu Antony Blinken di Departemen Luar Negeri AS, Washington pada Jumat, 16 Juni 2023/Net

Dunia

AS-Singapura Pesimis tentang Situasi Myanmar, Blinken Dukung Upaya ASEAN Akhiri Konflik

SABTU, 17 JUNI 2023 | 12:27 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Situasi politik Myanmar tidak kunjung memperlihatkan tanda-tanda perbaikan sejak kudeta meletus pada 2021. Hal itu membuat Singapura dan Amerika Serikat prihatin sekaligus pesimis dengan nasib demokrasi di negara Asia Tenggara tersebut.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengungkapkan kesedihannya tentang Myanmar kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken selama kunjungannya ke Washington pada Jumat (16/6).

Menurut Balakrishnan, upaya penyelesaian konflik memang membutuhkan waktu. Tetapi untuk kasus Myanmar ia cukup pesimis.


Selain karena tidak ada perubahan selama hampir tiga tahun terakhir, sejarah Myanmar juga memperlihatkan bagaimana negara itu baru bisa kembali ke pemerintahan demokratis setelah perjuangan selama lebih dari dua dekade.

"Saya tidak tahu berapa lama. Terakhir kali, butuh 25 tahun untuk membentuk transisi demokrasi terjadi di Myanmar. Saya harap (untuk yang kali ini) tidak akan memakan waktu selama itu," ujarnya, seperti dimuat US News.

Sejalan dengan Menlu Singapura, Blinken juga merasakan keputusasaan yang sama terhadap konflik Myanmar.

Tetapi ia tetap mendukung upaya ASEAN di bawah Presidensi Indonesia untuk mengakhiri konflik dengan menjangkau seluruh pihak berkepentingan di Myanmar.

"Sangat penting bagi kami untuk terus mempertahankan tekanan yang tepat pada junta dan mencari cara, tentu saja, untuk melibatkan oposisi," ungkap Blinken.

AS telah mengeluarkan sanksi terhadap militer Myanmar dan perusahaannya, dan mendesak negara lain untuk menghentikan penjualan senjata ke junta.

Sementara Singapura sempat dicolek PBB karena oknum dari negara tersebut ketahuan mengirim pasokan militer ke Myanmar senilai 254 juta dolar AS atau Rp 3,5 triliun.

Pemerintah Singapura telah melakukan penyelidikan terkait laporan PBB dan mengaku telah berupaya mencegah ekspor senjata ke Myanmar. 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya