Berita

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden/Net

Dunia

Pengamat Korut: Amerika Latin Semakin Mandiri dan Menjauh dari Cengkraman AS

JUMAT, 16 JUNI 2023 | 16:59 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ketergantungan negara-negara Amerika Selatan terhadap AS lambat laun semakin berkurang. Perubahan tersebut membuat kebijakan Washington tidak begitu berpengaruh di kawasan.

Begitu yang disampaikan seorang analis hubungan internasional dari Korea Utara, Paek Kwang Myong dalam sebuah tulisan yang dirilis KCNA pada Rabu (14/6).

Menurut Myong, sejak Presiden ke-5 AS, James Monroe menggemakan slogan menipu "Amerika untuk Amerika" pada tahun 1823, tidak terhitung berapa banyak penjarahan dan intervensi yang telah dilakukan Washington di bawah tabir palsu perdamaian, kebebasan, demokrasi, dan HAM di Amerika Latin.


"AS melakukan sejumlah manipulasi seperti penyitaan wilayah Meksiko pada 1840-an, kolonisasi Puerto Riko dan Guantanamo pada 1890-an, penggulingan rezim diktator di  Nikaragua, Kuba, Chili, dan negara-negara lain dari tahun 1930-an hingga 1970-an, dan invasi bersenjata ke Panama dan Grenada pada 1980-an," jelasnya.

Myong menilai, sanksi dan blokade AS saat ini terhadap Kuba, Venezuela, Nikaragua pada dasarnya, tidak lain adalah upaya untuk menghidupkan kembali "Doktrin Monroe".

Kendati demikian, menurut Myong, apa yang diupayakan AS tersebut kemungkinan tidak akan berjalan dengan mudah.

"Zaman telah berubah dan aspirasi serta semangat masyarakat Amerika Latin untuk hidup dan berkembang secara mandiri semakin kuat," ungkapnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara di kawasan tersebut telah berusaha mengakhiri dominasi monopoli AS dan menyelesaikan masalah regional dengan penguatan kerja sama.

Hal itu terlihat dari keputusan Brasil dan Kolombia untuk memulihkan hubungan diplomatik mereka dengan Venezuela.

Beberapa negara seperti Kuba, Venezuela, dan Nikaragua, disebut Myong telah meningkatkan kerja sama politik dan ekonomi mereka untuk mengurangi ketergantungan terhadap AS.

Dikatakan Myong, negara-negara Amerika Latin juga berusaha menghilangkan peredaran dolar dari kawasan dengan memperkenalkan mata uang bersama dalam transaksi perdagangan mereka.

Kemudian Bolivia, Meksiko, Chile, dan Argentina tengah dalam negosiasi untuk membentuk "kompleks lithium" regional yang memproduksi baterai dan mobil listrik.

Myong mengatakan, kawasan Amerika Selatan juga mengikuti tren polarisasi dunia namun tetap mempertahankan sikap independen mereka.

"Dalam beberapa tahun terakhir, Honduras memutuskan hubungannya dengan Taiwan (yang didukung AS) dan mengikuti jejak Panama, Dominika, El Salvador dan Nikaragua yang menjalin hubungan diplomatik dengan China," paparnya.

Mereka bahkan tidak mendukung upaya AS untuk menekan Rusia atas perang di Ukraina.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya