Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Tuntut Kenaikan Gaji, Dokter di Inggris Kembali Mogok Kerja 72 Jam

RABU, 14 JUNI 2023 | 11:02 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Dalam aksi protes terbaru, dokter-dokter rumah sakit di Inggris tengah bersiap memulai pemogokan kerja selama 72 jam ke depan sebagai tanggapan atas gaji yang tidak memadai.

Pemogokan terbaru ini dilakukan oleh dokter junior yang berada di bawah tingkat konsultan, dengan pemogokan yang akan dimulai pada Rabu (14/6) pukul 7.00 waktu setempat dan berlangsung hingga Sabtu mendatang.

Komite Dokter Junior dari Asosiasi Medis Inggris menyatakan bahwa para tenaga medis telah mengalami pemotongan gaji sebesar 26 persen secara riil dalam 15 tahun terakhir, karena gaji mereka tidak mampu mengejar inflasi yang melonjak.

Mereka menuntut agar gaji mereka dikembalikan ke tingkat seperti tahun 2008-2009. Namun, pemerintah menolak tuntutan ini dengan alasan bahwa itu akan mengakibatkan peningkatan gaji sekitar 35 persen tahun ini, yang dianggap terlalu mahal.

Pemogokan tersebut merupakan bagian dari serangkaian protes yang melibatkan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) yang didanai oleh negara, dengan para perawat dan staf medis lainnya juga telah melakukan pemogokan untuk mendapatkan kenaikan gaji.

Tindakan ini telah memicu peringatan serius dari pejabat kesehatan mengenai potensi gangguan besar bagi pasien dan layanan kesehatan.

Serikat Dokter Inggris (BMA) telah memperingatkan bahwa meskipun mereka terbuka untuk pembicaraan lebih lanjut, namun mereka akan terus melancarkan pemogokannya dalam beberapa bulan mendatang jika pemerintah tetap pada tawaran kenaikan gaji sebesar lima persen.

Menanggapi hal tersebut, direktur medis nasional NHS Inggris, Stephen Powis, pada Selasa mengingatkan bahwa banyak perawatan rutin atau terencana yang mungkin terkena dampak dari aksi ini. Pada April lalu, menurut catatannya, pemogokan serupa berdampak pada sistem kesehatan dengan penjadwalan ulang 196.000 janji temu rumah sakit dan operasi.

“Itu (pemogokan) akan kembali berdampak besar pada perawatan rutin pasien dan daftar tunggu, karena prosedur dapat memakan waktu untuk mengatur ulang dengan banyak tim yang terlibat,” katanya, seperti dikutip Malaymail.

Untuk itu, Sekretaris Kesehatan, Steve Barclay, menyebut pemogokan ini sangat mengecewakan dan mengatakan bahwa aksi ini mengancam keselamatan pasien serta upaya untuk memangkas daftar tunggu.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya