Ketua DPP Partai Nasdem Taufik Basari/RMOL
DPP Partai Nasdem mengakui telah mendengar adanya operasi penjegalan pencapresan Anies Baswedan. Salah satunya melalui penugasan terhadap Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno yang ditugaskan untuk menarik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Namun, informasi itu didapatkan bukan dari internal KPP, melainkan dari eksternal KPP.
Begitu diungkapkan Ketua DPP Partai Nasdem Taufik Basari kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/6).
“Terkait dengan Mas Sandi yang kabarnya ditugaskan, kita mendengar infonya dari luar. PKS-nya sendiri tidak pernah menyampaikan bahwa PKS merasa tertarik atau terganggu untuk tidak lagi mendukung Mas Anies,” ungkap Taufik.
Atas dasar itu, Taufik berharap desas-desus penarikan PKS dari KPP agar Anies Baswedan urung didapuk menjadi bakal capres hanyalah isapan jempol belaka.
“Ya mudah-mudahan kita berharap informasi itu adalah informasi yang sekadar menjadi diskusi warung kopi ya, dan tidak benar,” kata Anggota Komisi III DPR RI fraksi Nasdem itu.
Taufik juga berharap, sekalipun gerakan penjegalan Anies Baswedan melalui penarikan PKS dari KPP itu benar adanya, gerakan tersebut tidak berhasil. Sebab, sejauh ini KPP semakin kompak dan solid.
“Jikapun ada gerakan-gerakan itu harapannya tetap mudah-mudahan tidak akan mencapai keberhasilan,” harapnya.
Taufik menghormati sosok Sandiaga Uno dengan kapasitasnya sebagai tokoh nasional yang juga menteri di Kabinet Indonesia Maju. Taufik mengatakan bahwa apa yang ia utarakan bukan berarti kita membenarkan bahwa Sandiaga Uno sedang melakukan operasi penggagalan Anies Baswedan sebagai bacapres.
"Kita hanya mendapat informasi dan ketika kita kaitkan dengan kekompakan kita di koalisi, kita merasa bahwa dia sejauh ini tidak ada pengaruh apapun, jikapun ada tapi kita berharap itu tidak ada,” pungkasnya.