Menteri Energi Arab Saudi, Abdulaziz Salman dalam Konferensi Bisnis Arab-China ke-10 di Riyadh pada Minggu, 11 Juni 2023/Net
Mengesampingkan kekhawatiran Barat, Arab Saudi memutuskan untuk tetap menjalin kerjasama ekonomi yang lebih dalam dengan China.
Hal itu tercermin dari pernyataan Menteri Energi Arab Saudi, Abdulaziz Salman dalam Konferensi Bisnis Arab-China ke-10 di Riyadh pada Minggu (11/6).
Salman mengatakan Saudi berupaya untuk bekerja sama dengan China selaku importir terbesar dari produksi minyaknya.
Ia juga mengesampingkan pandangan mitra Barat terhadap kebijakan dan akan melanjutkan hubungan yang lebih dalam dengan China karena ada prospek keuntungan di dalamnya.
"Saya benar-benar mengabaikannya (tanggapan Barat), karena sebagai pebisnis sekarang Anda akan pergi ke mana peluang datang," kata Salman, seperti dimuat
CNA News.
Untuk memaksimalkan peluang tersebut, kata Salman, Saudi memilih untuk berkolaborasi dengan China dibanding bersaing dengan negara ekonomi besar tersebut.
"Permintaan minyak di China masih terus meningkat. Dari pada bersaing, lebih baik bekerja sama," tegasnya.
Konferensi pebisnis China dan Saudi dilakukan hanya beberapa hari setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ke Riyadh.
Pendalaman hubungan China-Saudi telah menjadi perhatian Barat, khususnya AS yang disinyalir berusaha mempertahankan hegemoninya di Timur Tengah.
Maret lalu, raksasa minyak negara Saudi Aramco mengumumkan dua kesepakatan besar, yakni untuk meningkatkan ekspor minyak mentah dan investasi di China.
Itu adalah pengumuman terbesar sejak kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi akhir tahun lalu.