Berita

Bank sentral Rusia/Net

Dunia

Ekonomi Rusia Tersungkur, Rubel Anjlok, Inflasi Merangkak Naik

MINGGU, 11 JUNI 2023 | 12:40 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ekonomi Rusia semakin tersungkur. Bank sentral Rusia telah membunyikan alarm karena anjloknya rubel dan semakin berkurangnya tenaga kerja yang menambah tekanan pada inflasi.

"Pilihan menaikkan suku bunga dipertimbangkan, tetapi dengan konsensus kami memutuskan untuk menahan suku bunga, dan memperketat sinyal," kata Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina pada konferensi pers pada Jumat (9/6).

Dimuat Business Insider, Rusia mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil di 7,5 persen sejak September, tetapi mengisyaratkan kenaikan mungkin akan segera terjadi.


Bahkan menurut Nabiullina, pihaknya telah membahas kenaikan suku bunga hingga 25-75 poin.

Kenaikan suku bunga akan menjadi yang pertama sejak bank sentral menaikkan suku bunga utama menjadi 20 persen segera setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu, ketika berusaha menstabilkan rubel dan pasar keuangan setelah sanksi Barat membekukan cadangan mata uang Kremlin.

Sejak itu, bank sentral menurunkan suku bunga karena inflasi telah mereda. Tetapi proyeksi baru memperkirakan inflasi melaju ke 4,5 -6,5 persen pada akhir tahun, naik dari 3,5 persen.

"Mempercepat pengeluaran fiskal, memburuknya persyaratan perdagangan luar negeri dan situasi di pasar tenaga kerja tetap menjadi pendorong risiko pro-inflasi," imbau bank sentral.

Pada 2023, rubel telah jatuh terhadap dolar sekitar 14 persen, membuat impor lebih mahal dan memicu inflasi lebih lanjut. Kemudian pada Jumat, rubel turun melewati 83 terhadap dolar, mencapai level terendah dalam lebih dari dua bulan.

Data lain menunjukkan Rusia menderita rekor kekurangan tenaga kerja karena perang di Ukraina. Militer memobilisasi 300 ribu tentara pada tahun lalu dan berencana untuk memobilisasi ratusan ribu lagi tahun ini, sementara diperkirakan 200 ribu orang telah tewas atau terluka di Ukraina.

Di samping itu juga terjadi eksodus massal ke negara lain untuk menghindari dinas militer. Studi baru-baru ini memperkirakan bahwa 1,3 juta pekerja hilang dari Rusia.

Kekurangan tenaga kerja juga berkontribusi terhadap penurunan tajam produksi industri Rusia bulan lalu, yang anjlok 5 persen dari bulan sebelumnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya