Berita

Ilustrasi trofi Piala Dunia U-20/Net

Suara Mahasiswa

Respons Indonesia terhadap Kehadiran Tim Israel di Piala Dunia FIFA U-20

OLEH: NASYWA SHELLENA OKTAVIRA
SABTU, 10 JUNI 2023 | 23:59 WIB

PADA 2019 lalu, Presiden FIFA, Gianni Infantino, resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 dalam FIFA Council Meeting di Shanghai, China. Setelah berhasil menyingkirkan Brasil dan Peru, Indonesia akhirnya diberikan kepercayaan oleh FIFA untuk menyelenggarakan Piala Dunia pada 2021.

Tetapi, kemudian kemunculan pandemi virus Covid-19, membuat Piala Dunia U-20 diundur ke 2023. Sayangnya, FIFA membatalkan keputusannya menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah dengan sejumlah alasan. Padahal, Pemerintah Indonesia dan PSSI telah mempersiapkan 6 stadion sebagai venue pertandingan. Yaitu Jakarta, Bandung, Palembang, Solo, Surabaya, dan Gianyar.

“Setelah pertemuan hari ini antara Presiden FIFA, Gianni Infantino, dan Presiden Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah dari Piala Dunia FIFA U-20 2023,” demikian pengumuman dari situs resmi FIFA.


Alasan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 diduga dipicu oleh penolakan atas kehadiran tim U-20 Israel yang dimunculkan beberapa pihak di Indonesia. Salah satunya adalah Gubernur Bali, Wayan Koster, yang menolak dengan alasan bahwa kehadiran tim Israel di Bali akan mengancam keamanan masyarakat di sana.

Selain itu, disebutkan juga bahwa Gubernur Koster trauma akan kejadian meledaknya bom di Legian, Badung, Bali.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga secara tegas menolak kedatangan tim Israel ke Indonesia, dengan dalih menjalankan amanat Presiden Soekarno yang telah berkomitmen kepada Palestina. Kemudian, sejumlah elite Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan juga menolak kehadiran Israel. Mereka menyatakan bahwa penolakan ini tidak melanggar konstitusi, juga sesuai dengan sikap Presiden Soekarno yang tidak mengakui Israel sebelum negara tersebut memerdekakan Palestina.

Penolakan terhadap tim Israel tidak hanya datang dari aktor-aktor politik saja, beberapa ormas Islam seperti FPI dan Persaudaraan Alumni 212 juga melakukan hal senada. Bahkan mereka sampai melakukan demonstrasi pada Maret lalu dan mengatakan bahwa mereka akan mencegat tim Israel yang akan datang ke Indonesia.

Presiden Joko Widodo pun angkat suara terkait hal ini. Ia mengatakan, tim Israel bisa dan seharusnya diperbolehkan untuk ikut serta dalam perhelatan Piala Dunia U-20 ini.

Pada akhir Maret lalu, Presiden Jokowi menyatakan bahwa keikutsertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan politik, karena posisi politik luar negeri Indonesia memang sudah konsisten terhadap Palestina. Jadi dukungan Indonesia terhadap negara tersebut sudah sangat kokoh dan kuat.

Terkait hal ini, Presiden Jokowi juga setuju dengan Duta Besar Palestina untuk Indonesia yang mengatakan bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya. Maka dari itu urusan politik sudah seharusnya tidak mencampuri urusan olahraga.

Menurut penulis, penolakan terhadap tim Israel dalam Piala Dunia FIFA U-20 yang berakhir dengan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah merupakan hal yang sangat disayangkan. Bagaimana tidak, jika Piala Dunia benar-benar akan dilaksanakan di Indonesia, sudah pasti kita akan mendapat banyak keuntungan.

Jika kita melihat Asian Games 2018, Indonesia sebagai tuan rumah mendapatkan banyak pujian dari dunia internasional atas kemeriahan dan kesuksesan acara. Indonesia juga mendapatkan pendapatan yang cukup besar dari adanya acara ini. Seperti adanya investasi jangka panjang, juga banyak wisatawan asing yang datang ke Indonesia hanya untuk menonton Asian Games.

Selain itu, jika Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20, negara kita mungkin akan mendapatkan citra baiknya kembali setelah tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu.

Penulis adalah Mahasiswi Program Studi Hubungan Internasional
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya