Berita

Kanselir Jerman Olaf Scholz/Net

Dunia

Kanselir Jerman Galang Dukungan untuk Bantu Italia Tangani Krisis Pengungsi

JUMAT, 09 JUNI 2023 | 12:19 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kedatangan migran ilegal yang semakin meningkat dari waktu ke waktu terus menjadi permasalahan di antara negara-negara Eropa.

Beberapa negara, khususnya Italia, Yunani, dan negara Mediterania lainnya memperoleh tantangan lebih serius terkait jumlah migran yang datang dari Afrika Utara.

Merespons kondisi tersebut, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan keprihatinannya tentang lonjakan migran di Italia dan mendorong agar negara itu tidak ditinggal sendirian dalam menghadapi krisis pengungsi.

"Kita tidak bisa meninggalkan Italia dan negara-negara lain sendirian, kita harus mengadopsi pendekatan solidaritas dan tanggung jawab," ujarnya, menjelang pertemuannya dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni di Roma, seperti dimuat AFP pada Kamis (8/6).

Scholz mendorong agar ada kebijakan lebih rigit tentang distribusi tanggung jawab dan kompetensi bersama antara anggota UE tentang penanganan migran tersebut. Terlebih Jerman sudah menampung jutaan pengungsi.

"Lebih dari satu juta pengungsi perang Ukraina pada tahun 2022 serta 230.000 pengungsi dari negara lain ada di Jerman," ungkapnya.

Sejak awal tahun 2020, jumlah orang yang menyeberang ke Italia dengan perahu telah meningkat signifikan.

Menurut angka dari Kementerian Dalam Negeri Italia, sekitar 52.300 orang mendarat di Italia antara 1 Januari dan 7 Juni, dibandingkan dengan 21.200 selama periode yang sama tahun 2022.

Italia telah berulang kali mendesak agar negara-negara Uni Eropa lainnya harus berbuat lebih banyak untuk membantu, terutama dengan menerima beberapa pendatang.

Para menteri dalam negeri Uni Eropa bertemu Kamis (8/6) di Luksemburg untuk mencoba mencapai kesepakatan tentang revisi pembagian pencari suaka dan migran di antara negara anggota secara lebih adil.

Tetapi para diplomat telah memperingatkan bahwa kemungkinan kesepakatan masih 50-50, dan banyak banyak negara yang tidak setuju dengan rencana tersebut karena alasan keamanan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya