Berita

Panti asuhan Al-Mayqoma di Khartoum/Net

Dunia

Akibat Konflik, 70 Anak di Panti Asuhan Sudan Meninggal Kelaparan

KAMIS, 08 JUNI 2023 | 12:16 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Lebih dari 70 bayi, balita, dan anak-anak tewas di sebuah panti asuhan di Sudan karena kelaparan dan penyakit yang mereka alami selama beberapa bulan terakhir akibat peperangan yang masih terjadi di negara itu.

Panti asuhan Al-Mayqoma di Khartoum telah menjadi salah satu bukti nyata dari dampak perang mengerikan yang terjadi di Sudan.

Kini, bantuan dari badan anak-anak PBB (UNICEF), badan amal setempat hingga pemerintah dikabarkan telah dikerahkan ke panti asuhan Al-Mayqoma, dengan mengevakuasi seluruh penghuni di sana.


"Sekitar 300 anak di panti asuhan Al-Mayqoma di Khartoum telah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman di tempat lain di negara Afrika timur laut itu," kata jurubicara UNICEF, Ricardo Pire.

Sementara itu, seperti dimuat The Globe and Mail pada Kamis (8/6), Kementerian Pembangunan Sosial dan Kesehatan Sudan telah mengambil alih anak-anak itu, dengan UNICEF turut membantu memberikan dukungan kemanusiaan termasuk perawatan medis, makanan, kegiatan pendidikan dan permainan anak kepada mereka di fasilitas baru, yang dikabarkan terletak di Madani, ibu kota provinsi Jazira, sekitar 135 kilometer tenggara dari Khartoum.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang juga turut membantu evakuasi, mengatakan 70 pengasuh juga telah dipindahkan bersama anak-anak ke tempat baru tersebut.

“Mereka (anak-anak) menghabiskan saat-saat yang sangat sulit saat pertempuran berkecamuk, tanpa akses ke perawatan kesehatan yang layak,” kata ICRC dalam pernyataannya di Twitter.

Berdasarkan laporan ICRC, anak-anak itu telah terjebak dalam pertempuran selama lebih dari tujuh minggu dengan perbekalan makanan yang tipis membuat mereka mengalami dehidrasi, malnutrisi, gagal tumbuh, demam, hingga gangguan peredaran darah yang menyebabkan kematian.

Menurut Sindikat Dokter Sudan yang melacak korban sipil, akibat konflik antara militer dan paramiliter Rapid Support Force (RSF) yang pecah pada 15 April lalu hingga kini itu telah menewaskan lebih dari 860 warga sipil, termasuk sedikitnya 190 anak-anak, dengan ribuan lainnya mengalami luka-luka.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya