Dikenal sebagai perempuan pertama yang mengendarai motor Ducati Multistrada di Arunachal Pradesh, Tenzin Metoh, juga sukses dalam bisnisnya di bidang fashion dengan mendirikan Oro Bruk, sebuah startup yang memberikan sentuhan modern pada pakaian tradisional suku Monpa.
Mengutip The Think.co pada Rabu (7/6), bisnis yang dijalani Metoh tidak selalu berjalan mulus. Di awal merintis, ia mendapat banyak kritikan dari suku Monpa karena mendesain pakaian tradisional dengan warna lain, seperti biru.
Orang-orang menuduhnya merusak budaya dan dia diejek secara online. Tetapi Metoh tidak pantang menyerah dan terus melanjutkan idenya.
“Saya tidak ingin terlihat lemah, atau takut. Jadi, saya terus membuatnya, terutama tas yang eksklusif untuk masyarakat, dan belum pernah ditiru oleh perusahaan lain,” ujar Metoh.
Menurut Metoh, pakaian utama Monpa adalah Shinka (gaun), Toh-dung (kemeja sutra bagian depan terbuka), dan Chuba (pakaian longgar yang dikenakan wanita).
"Ini tersedia dalam warna lain seperti hijau, merah, kuning hitam, biru, dan semburat biru dan hijau, sebagian besar mewakili lima elemen alam," jelasnya.
Untuk pakaian sehari-hari, ia mendesain gale dengan motif dan desain Monpa. Biasanya, ini dibuat dengan wol yak untuk melawan musim dingin, tetapi dengan wilayah yang semakin hangat karena perubahan iklim, dia memutuskan untuk menggunakan kapas sebagai gantinya.
Metoh juga mendesain aksesoris seperti tas tangan, ikat pinggang, dan perhiasan.
Untuk pria, Metoh mendesain Kanjar, merupakan pakaian penting yang memiliki bahan yang lebih ringan seperti fleece dan brokat agar terlihat trendy.
Ia mendapatkan bahan baku dari pemasok lokal yang sebagian besar menggunakan pewarna organik.
Setelah tiga tahun berjalan, Oru Bruk mulai menghasilkan keuntungan. Orang-orang membuka diri terhadap modifikasi baru, menurut Metoh.
Untuk harga, Metoh mengakui bahwa pakaian tradisional Monpa seperti Shinka memiliki harga yang cukup tinggi, mencapai 25.000 rupe atau Rp 4,5 juta.
Namun, ia mencoba untuk menekan biaya dan menjualnya sekitar 12.000 rupee atau Rp 2,1 juta dan berharap untuk menurunkannya lebih jauh jika ada peningkatan permintaan.