Presiden AS, Joe Biden dan PM India, Narendra Modi/Net
Dalam upaya memperkuat pertahanan aliansi di Asia Pasifik, AS berencana memasukkan India dalam keanggotaan “NATO Plus”.
NATO Plus adalah organisasi pertahanan yang terdiri dari semua anggota NATO dan lima negara tambahan lainnya: Australia, Jepang, Israel, Selandia Baru, dan Korea Selatan.
Komite Seleksi Dewan untuk Persaingan Strategis antara AS dan Partai Komunis China menyatakan bahwa membawa India bergabung akan membuat jangkauan intelijen menjadi lebih luas.
Itu juga akan membantu India mengakses teknologi terbaru untuk militernya lebih cepat dan lebih lancar.
"Memasukkan India dalam pengaturan keamanan NATO Plus akan memperkuat keamanan global dan mencegah agresi China di seluruh kawasan Indo-Pasifik,” jelas komite AS tersebut, seperti dimuat The Defense Post pada Selasa (6/6).
Langkah tersebut diambil menjelang kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi yang dijadwalkan ke Washington pada 22 Juni mendatang.
Memperluas NATO dipandang sebagai langkah strategis untuk lebih memastikan keamanan negara-negara di bawah tekanan China, termasuk Taiwan dan India.
Sejalan dengan itu, India telah meningkatkan modernisasi militernya untuk mendukung pasukan yang dikerahkan di sepanjang perbatasannya dengan China.
China tentunya akan menolak rencana AS tersebut. Menteri pertahanan China Li Shangfu memperingatkan agar tidak membuat aliansi mirip NATO di Asia-Pasifik.
Menurut Li, kelompok-kelompok seperti itu hanya akan membesar-besarkan konfrontasi dan menjerumuskan kawasan ke dalam pusaran perselisihan dan konflik.